Pohon Natal Tetap Tegak di Reruntuhan

Rabu, 25 Desember 2013 – 07:49 WIB

jpnn.com - TACLOBAN - Korban selamat topan terkuat yang melanda Filipina tetap antusias merayakan hadirnya Natal di reruntuhan tempat mereka tinggal kemarin (24/12). Sebulan setelah bencana berlalu, keadaan masih jauh dari pulih. Namun, mereka tetap bersemangat dengan memasang aneka aksesori di pohon-pohon Natal yang  menghiasi jalanan.

"Tidak ada yang bisa menghentikan harapan kami dalam menyambut Natal meskipun kami telah kehilangan rumah," ungkap istri seorang tukang daging, Ellen Miano, di pusat Kota Tacloban kemarin.

BACA JUGA: Misi Tercapai, Snowden Merasa Menang

Haiyan yang ganas dengan kecepatan 315 kilometer per jam menghantam pantai Tacloban yang disebut Magallanes dan menyapu segala sesuatunya pada 8 November lalu. Korban tewas di Tacloban dan kabupaten terdekat lebih dari 5.000 orang dengan hampir 2.000 lainnya hilang.

Miano yang tinggal bersama suami dan empat keponakannya di gubuk berukuran 2 x 3 meter mengatakan, keluarganya akan makan makanan tradisional pada malam Natal dengan mi goreng dan irisan roti pemberian badan bantuan.

BACA JUGA: Dapatkan Amnesti, Personel Pussy Riot Bebas dari Bui

Tetangganya yang berusia 20 tahun, Ronfrey Magdua, membuat lentera setinggi 4 meter berbentuk bintang dengan menggunakan kayu yang dibungkus bendera Filipina. "Saya membuat ini untuk menghormati mereka yang mati," kata pemuda pengangguran" itu.

Dia mengaku menghabiskan sekitar 2.000 peso (Rp 460 ribu) dari tabungannya untuk pohon Natal sederhana itu. "Saya membuat banyak tetangga saya bahagia. Beberapa dari mereka mengatakan kepada saya apa yang saya buat mengurangi kesedihan mereka," kata Magdua yang kehilangan puluhan kerabatnya.

BACA JUGA: Perang Sipil Guncang Sudan Selatan

Sebulan lebih setelah topan melanda, orang-orang terus berjuang untuk bertahan hidup. Mereka hidup di kota-kota kumuh. Para korban topan itu meringkuk di jalan-jalan sambil menunggu bantuan mi, beras, air, atau kebutuhan lain.

Petugas bantuan internasional yang terus mengunjungi zona bencana mengaku terkejut dan kagum dengan keriangan para korban untuk bangkit. "Orang-orang benar-benar berjuang dan sebagian besar sudah mendapat semangat yang luar biasa menolak dikalahkan oleh bencana ini," tegas Juru Bicara Federasi Internasional Palang Merah Patrick Fuller setelah mengunjungi beberapa daerah yang paling parah di sekitar kota pesisir Tacloban.

Banyak korban yang selama ini hanya mengandalkan bantuan besar internasional yang awalnya didominasi militer kontingen AS. Namun, kini banyak korban yang diam-diam mulai membangun kembali kehidupan atas inisiatif mereka sendiri.

Sejauh ini, beberapa korban telah menerima sedikit uang tunai dari PBB, pemerintah Filipina, dan organisasi bantuan lainnya. Lembaga-lembaga tersebut mengambil bagian dalam skema yang dirancang untuk menghidupkan kembali ekonomi masyarakat yang hancur.

Program Pangan Dunia PBB telah memberikan 1.300 peso kepada sekitar 18.000 keluarga miskin di Tacloban dan sekitarnya untuk Natal. Bantuan itu  dimaksudkan untuk belanja dan membangun kembali kehidupan mereka.

Badan PBB berencana memberikan USD 6 juta kepada" 100.000 keluarga dalam beberapa minggu ke depan. "Selalu ada sesuatu yang indah yang akan datang setelah apa yang terjadi pada kami," Bernardo Pantin, pastor paroki dari Kota Palo, yang berdekatan dengan Tacloban.

Sekitar 100 orang menghadiri misa di sebuah gereja darurat yang terbuat dari kayu kelapa dan terpal biru. "Topan ini mengubah kehidupan kami. Tapi, kami tahu bahwa hal-hal yang baik akan mengikuti. Itu tentu saja akan memakan waktu," kata Pantin. (ap/afp/c2/kim)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Rebutan Hak Asuh, Lempar Anak


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler