Pola Tanam secara Tepat dan Akurat dengan MAPDAS

Rabu, 20 Juni 2018 – 17:28 WIB
Model Aliran Permukaan Daerah Aliran Sungai (MAPDAS). Foto: Istimewa

jpnn.com, JAKARTA - Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian kini telah menghasilkan lagi aplikasi teknologi Model Aliran Permukaan Daerah Aliran Sungai (MAPDAS).

MAPDAS adalah model simulasi aliran permukaan daerah aliran sungai (DAS) dengan interval sesaat mendekati real time (jam bahkan menit).

BACA JUGA: Pasokan Lancar, Harga Cabai dan Bawang Stabil

Model ini menggunakan 4 (empat) parameter input utama simulasi, meliputi koefisien aliran permukaan (Kr), waktu jeda, kecepatan aliran jaringan hidrografi, dan kecepatan aliran lereng.

Kepala Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) Prof. Dedi Nursyamsi menyampaikan bahwa MAPDAS ini melengkapi aplikasi yang sudah ada seperti KATAM, MODIS, dan lain-lain.

BACA JUGA: Setelah Lebaran Harga Bahan Pokok di Ibu Kota Masih Stabil

"Aplikasi ini juga menyajikan peta wilayah curah hujan di seluruh Indonesia yang senantiasa diupdate secara berkala," ujar Dedi.

Dedi mengatakan bahwa keunggulan MAPDAS dapat diaplikasikan untuk simulasi aliran permukaan pada DAS (daerah aliran sungai) skala mikro (<100 ha) hingga skala makro (>100 km2).

BACA JUGA: Pasokan Aman, H+3 Lebaran Harga Bahan Pangan Turun

"Kualitas simulasinya juga sangat memadai hingga 90% tingkat kemiripan," tambah Dedi.

Kepala Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi (Balitklimat) Dr Harmanto menambahkan, MAPDAS dapat mensimulasi aliran permukaan dalam beberapa skenario perubahan tutupan lahan.

"Berdasarkan ini, maka aplikasi ini dapat digunakan untuk membuat rekomendasi pola tanam secara cepat dan akurat," ujar Harmanto.

Ke depan, dengan mulai bergesernya pertanian ke arah industri 4.0, tentunya - Precision Farming - adalah bagian dari yang tidak terelakkan untuk menunjang pertanian digital.

"Dengan demikian maka model ini secara signifikan akan meningkatkan efisiensi biaya produksi dan proses pengambilan keputusan akan lebih cepat dan tepat," jelas Harmanto.

Peneliti Hidrologi Balitklimat Dr. Budi Kartiwa menjelaskan lebih lanjut bahwa model ini tentunya diharapkan dapat mempermudah para pemangku kepentingan.

"Misalnya para perencana pertanian, penyuluh, petani akan terbantu dalam menyusun rekomendasi pola tanam terutama untuk tanaman pangan," kata Budi. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pascalebaran, Stok dan Harga Pangan di 3 Provinsi Stabil


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler