Polda Jateng Siapkan Polisi Pariwisata

Selasa, 18 Oktober 2016 – 10:59 WIB
Kapolda Jawa Tengah Irjen Condro Kirono. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com - SEMARANG – Ini angin segar bagi pariwisata yang tengah digadang-gadang sebagai sektor unggulan sebagaimana keinginan Presiden Joko Widodo. Polda Jawa Tengah merespons keinginan itu dengan menyiapak polisi khusus pariwisata.

Kapolda Jateng Irjen Pol Condro Kirono mengatakan, personel kepolisian di wilayah hukumnya akan mendukung pengembangan wisata. Salah satunya adalah kawasan Kota Lama Semarang.

BACA JUGA: Polda Sumut Diduga Menyerobot Lahan, Komut PTPN II: Kami Tak Pernah Izinkan

"Sejumlah titik di kawasan Kota Lama Semarang akan berbenah. Kami mendukung dengan semua kekuatan yang kami miliki, dan terus berkoordinasi dengan semua yang terkait," kata Condro.

Dia rupanya sudah menginstruksikan Kapolrestabes Semarang untuk menyiapkan personel polisi pariwisata. "Saya minta Kapolrestabes menyiapkan polisi dengan kemampuan berbahasa Inggris, harus menebar senyum dan mampu berkomunikasi dengan baik terhadap wisatawan," katanya.

BACA JUGA: Masih Waspada Status Gunung Raung Saat Ini

Tentu, ini akan mengubah performance polisi di Kota Lumpia itu agar lebih ramah, friendly, lebih asyik, dan welcome terhadap wisatawan nusantara maupun mancanegara.

Dia menuturkan, polisi wisata itu akan disesuaikan dengan kearifan lokal. Petugasnya akan ditempatkan  di berbagai daerah.

BACA JUGA: 52 Murid Tiba-Tiba Diare Masal

Condro mencontohkan kawasan dataran tinggi Dieng dengan polisi pariwisata yang menunggangi kuda. "Misalnya naik kuda pakai topi koboi, jadi bisa menambah atraksi wisata di sana," katanya.

Soal pengembangan kawasan Kota Lama Semarang, langkah itu seirama dengan hal yang dilakukan Menteri Pariwisata Arief Yahya. Kemenpar saat ini sedang berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk melakukan Restorasi Kota Lama Semarang sesuai dengan PERDA No. 8/2003 tentang RTBL Kawasan Kota Lama.

Larasati Sedyaningsih selaku person in charge (PIC) Pokja Borobudur Kementerian Pariwisata mengatakan, tujuan pengembangan heritage itu adalah melindungi kekayaan historis dan budaya di kota lama, sekaligus mengembangkan kawasan wisata sejarah dengan memanfaatkan ruang yang sesuai dengan tujuan konservasi dan revitalisasi kawasan historis budaya.

Di Eropa, heritage merupakan aset pariwisata yang mahal dan selalu ditonjolkan sebagai atraksi yang berkelas.  ”Dan tentunya mengembangkan kesadaran dan peran serta pemerintah, swasta dan masyarakat. Pengembangan Kota Lama memiliki visi Menuju Kota Warisan Dunia 2020," ujar Larasati.

Saat ini telah dibentuk Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BPK2L) yang sebelumnya, sudah menginventarisasi pemanfaatan gedung-gedung di kawasan Kota Lama untuk menghidupkan kawasan bangunan cagar budaya itu.

Ketua BPK2L Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengaku sudah menemukan beberapa pemilik gedung dan mereka menyampaikan rencananya untuk memanfaatkan asetnya di kawasan Kota Lama.

Dari 53 pemilik gedung yang sudah teridentifikasi, kata dia, telah menyampaikan rencana pengembangan aset, seperti dijadikan hotel, galeri, lahan parkir, hingga perkantoran.  

Di antaranya adalah Gedung Llyod di Jalan Kepodang, Gedung Schmidt di Jalan Letjen Suprapto, dan gudang-gudang mesin tembakau di Jalan Merak. Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menginginkan semua pihak melakukan penataan kota lama dengan merestorasi bangunan tua, tanpa mengubah bentuk arsitektural bangunan.

Pemanfaatan gedung akan menjadikan wisata lebih hidup sehingga bisa menjadi salah satu destinasi wisata yang terus bisa diandalkan. Hendrar pun meminta BPK2L Semarang untuk terus menggenjot kinerja.

Tak hanya mendata ulang dan menggenjot pengembangan, BPK2L juga diminta membuat kajian tentang kawasan. Di antaranya penataan pedagang kaki lima (PKL), serta membuat kajian lain tentang rencana penataan Kota Lama ke depan.

Harapannnya, hal itu nantinya bisa menjadi masukan untuk kebijakan pemerintah Kota Semarang.  ”Kami ingin BPK2L ke depan lebih agresif melakukan komunikasi dengan pemerintah, pemilik bangunan, dan masyarakat,” katanya.

Menurutnya, langkah awal yang harus dilakukan adalah melakukan review seluruh dokumen mengenai bangunan di kawasan Kota Lama untuk menyinkronkannya dengan rencana pembangunan kawasan peninggalan Belanda itu. ”Ada berapa gedung di Kota Lama? Berapa yang sudah direhab, di-make over dalam konteks revitalisasi? Berapa yang belum? Mana bangunan yang masih bagus, kondisi sedang, dan yang sudah rusak? Harus ada data dan kajian terbaru,” katanya.

Ia mengatakan, inventarisasi itu juga berkaitan dengan kepemilikan bangunan-bangunan kuno yang ada di Kota Lama untuk memudahkan rencana revitalisasi yang harus segera direalisasikan. Setelah inventarisasi dan review seluruh dokumen dan bangunan kuno di kawasan Kota Lama rampung, katanya, tinggal berbagi tugas mempromosikan kawasan itu dalam kancah nasional maupun internasional untuk menjaring wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara.(adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ckck..Tahun Ini Sudah 2.256 Pasangan Cerai


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler