SURABAYA - Polda Jatim dan Polrestabes Surabaya bergerak cepat menindaklanjuti laporan adanya mahasiswi Universitas Airlangga (Unair) yang menjadi korban jaringan Negara Islam Indonesia (NII)Untuk mencari informasi tentang pergerakan jaringan itu, Ditreskrimum Polda Jatim telah mengirimkan tim ke kampus perguruan tinggi itu
BACA JUGA: Hamil 7 Bulan, Istri Dalang Bom Ditahan
Sementara polrestabes mulai mengamankan sejumlah mahasiswa.Adanya mahasiswi Unair yang menjadi korban pencucian otak kelompok yang mengatasnamakan NII itu menambah panjang daftar korban jaringan itu
Kabidhumas Polda Jatim Kombespol Rachmat Mulyana mengatakan, laporan adanya empat mahasiswi Unair yang menjadi korban NII itu sudah diterima Ditreskrimum Polda Jatim
BACA JUGA: Djoko: NII Belum Ancam Kedaulatan
"Ditreskrimum sudah membentuk tim untuk melakukan penyelidikan ke Unair," kata mantan Wakapolwil Malang itu.Sejauh ini, polisi masih berkesimpulan bahwa pencucian otak yang mengatasnamakan NII itu sebagai tindak penipuan murni
Saat perekrutan itulah mereka dicuci otaknya melalui proses pembaiatan
BACA JUGA: Erman Soeparno, Bukan Ahli Keris
"Mereka dipengaruhi bahwa tindakan mereka sehari-hari bertentangan dengan syariahKalau mau ibadahnya diterima, mereka harus hijrah dari NKRI ke NII," tutur Rachmat.Nah, salah satu syarat untuk bergabung dengan NII, mereka harus menyerahkan sejumlah uang dengan dalih sedekahNilainya bervariasi, berkisar Rp 8-10 jutaMahasiswi Unair yang jadi korban bahkan sudah menyerahkan "sedekah" hingga Rp 30 juta.
Ketika ditanya apakah ada kemungkinan dana yang mereka dapatkan dari "sedekah" itu akan digunakan jaringan NII untuk merencanakan makar, Rachmat menyatakan, penyelidikan polisi belum mengarah kesitu"Masih penipuanKan mirip dengan gendamOrang dibuat tidak sadar dan menurut sampai menyerahkan hartanya," jelas Rachmat.
Korban dari Unair ini juga agak berbeda dengan korban-korban lainnyaSebelumnya, Rachmat menyatakan bahwa korban NII hanya mahasiswa dari perguruan tinggi berbasis syariahSedangkan Unair adalah perguruan tinggi umum, bukan berbasis syariah.Ketika dimintai pernyataan tentang hal itu, Rachmat enggan berkomentar
Sementara itu, informasi yang dihimpun Jawa Pos menyebutkan polrestabes pada Selasa malam (26/4) sempat mengamankan lima mahasiswi UnairMereka diamankan karena diduga terlibat jaringan NIIMahasiswi yang ditahan ialah Ay, Msh, Iw, My dan IdKelimanya ditangkap saat menggelar pertemuan.
Kelimanya pada malam itu juga langsung diperiksa oleh Sat Intelkam Polrestabes SurabayaSetelah menjalani pemeriksaan sekitar lima jam, mahasiswi tersebut kemudian dipulangkan, sebab mereka terindikasi menjadi korban cuci otak jaringan NII.
Sumber Jawa Pos menyebutkan dua dari lima mahasiswi yang diperiksa itu sempat diberangkatkan ke MajalengkaDaerah tersebut selama ini dikenal sebagai tempat baiat anggota baruSelain itu informasi yang ada, kelima mahasiswi ini sempat menyetorkan uang dengan nomimal sekitar Rp 5 jutaUang itu disetor pada orang yang disebut-sebut sebagai koordinatorKabarnya, yang disebut koordinator itu berstatus sebagai dosen sebuah PTN"Saat ini kita masih menelusuri keterlibatan dosen tersebut," jelas sumber itu.
Sayangnya, tidak ada pejabat di polrestabes yang memberikan keterangan resmi terkait dengan penanganan kasus lima mahasiswi yang diamankan tersebutKapolrestabes Kombes Coki Manurung yang sejak siang kemarin dihubungi pada sambungan selulernya, tidak ada jawabanPesan singkat yang dikirim terkait konfirmasi kasus tersebut juga tidak dibalas.(dew/gun)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Amari Dicopot Karena Rapor Merah
Redaktur : Tim Redaksi