MAKASSAR - Kasubid Penerangan Masyarakat Polda Sulsel, AKBP Muh Siswa yang ditemui di SPN Batua menegaskan bahwa kondisi kota Makassar secara umum pada dasarnya kondusifNamun karena warga ada kekhawatiran, makanya mereka ditampung di SPN Batua.
"Sebenarnya tidak ada potensi mereka akan menjadi sasaran penyerangan, tapi karena ada kekhawatiran yang dialami sehingga minta perlindungan polisi
BACA JUGA: Seribuan Warga Mengungsi ke SPN Batua
Karena itu memang menjadi tugas kita, makanya kita amankan di sini," kata Muh Siswa.Siswa menegaskan bahwa kasus penikaman warga yang dilakukan oleh Fransius Petrus alias Gulo terhadap enam warga di Jalan Perintis Kemerdekaan yang mengakibatkan tiga korban tewas dan tiga lainnya mengalami luka, merupakan peristiwa kriminal murni
BACA JUGA: Tersangka, Jaksa Agung Didesak Periksa Bupati Kolaka
Kami imbau masyarakat untuk memahami situasiTerhadap proses penyelidikan kasus pembunuhan ini, Siswa menegaskan bahwa pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan
BACA JUGA: Gubernur Akui Padat Karya Gagal Total
Kendati sejauh ini belum bisa disimpulkan apa yang menjadi motif pelaku melakukan aksi brutal tersebut"Kita belum bisa simpulkan motif pelaku melakukan ini, karena pelaku sendiri sampai saat ini masih dirawat di rumah sakitDia membutuhkan perawatan karena mengalami luka sobek di kepala dan kaki patah," kata Siswa.
Kendati begitu, aksi pelaku itu diduga dipicu kekesalan pelaku terhadap korban yang sehari-hari bekerja membantu pengunjung M'Tos menyeberang atau membawa belanjaan merekaPelaku yang saat kejadian bersama pacarnya diduga diusili oleh korban dan rekannya sehingga menyulut emosi pelaku.
Namun informasi lain menyebutkan pelaku yang diduga dalam kondisi mabuk itu memiliki dendam tersendiri kepada korban atau rekannyaInformasi yang diperoleh, salah satu motor pelaku sempat dirusak warga tidak dikenal di daerah tersebut, yang oleh pelaku diduga pelakunya adalah kawanan anak yang bekerja sebagai Pak Ogah di depan M'Tos.
Ketiga korban tewas sendiri hingga Kamis (15/9) sudah dimakamkan oleh pihak keluarganyaSyamsu Alam yang merupakan pensiunan polisi dengan pangkat terakhir brigadir polisi dimakamkan di pemakaman umum Sudiang, sedang dua bocah lainnya di makamkan di kampung halaman orang tuanya di Jeneponto dan Bantaeng.
Guna mengantisipasi aksi kekerasan yang dilakukan oknum tidak bertanggung jawab terhadap warga yang tidak bersalah, pihak Polrestabes Makassar sore kemarin melakukan pertemuan dengan sejumlah tokoh masyarakat, baik tokoh masyarakat Makassar, Bantaeng, maupun JenepontoPertemuan dilakukan di Polrestabes MakassarRapat koordinasi yang dipimpin Kapolrestabes Makassar, Kombes Erwin Triwanto ini dihadiri Wakil Wali Kota Makassar, Supomo Guntur dan Kepala Bappeda Sulsel, Tan Malaka. "Kita melakukan rapat koordinasi antara muspida dan tokoh masyarakat Makassar dan Jeneponto, terkait kasus penikaman di depan M'Tos," ujar Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, AKBP Himawan Sugeha.
Selain melakukan koordinasi dengan pemerintah di kota Makassar hingga aparat kecamatan dan kelurahan, pihak Polda Sulsel juga telah mengintruksikan jajarannya untuk melakukan pencerahan kepada masyarakat, bahwa kasus pembunuhan tersebut adalah murni kriminal yang kebetulan pelakunya adalah warga dari luar Sulsel.
Sejauh ini, imbas penikaman enam warga yang mengakibatkan tiga orang korbannya meninggal, sudah ada tiga warga Makassar yang berasal dari luar Sulsel menjadi korbanKetiganya adalah Yulius (dirawat di RS Wahidin), Joni dan Petrus Patris Benyamin (dirawat di RS Bhayangkara)Ketiganya menjadi korban penyerangan warga yang dianggap kurang memahami persoalan yang sesungguhnya(sah)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Insiden di Pertamina Cilacap Masih Diselidiki
Redaktur : Tim Redaksi