Polemik Harga PCR, Menkes Budi Dinilai Gagal Terjemahkan Keinginan Jokowi

Kamis, 28 Oktober 2021 – 15:52 WIB
Ilustrasi - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin kebanjiran kritik lantaran pernyataannya yang terkesan tidak setuju tarif tes PCR diturunkan.

Padahal, penurunan tarif itu merupakan instruksi dari Presiden Jokowi.

BACA JUGA: YLKI: Syarat Wajib Tes PCR untuk Semua Moda Transportasi Bisa Dilakukan, Asal

"Kami meminta menteri untuk tunduk atas perintah presiden. Jangan membuat pernyataan yang berpotensi membuat gaduh," ucap mantan Kepala Sekretariat Direktorat Relawan Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin, Jay Octa kepada wartawan di Jakarta, Rabu (27/10).

Bercermin dari inspeksi mendadak (sidak) Presiden Jokowi ke salah satu apotek di Kota Bogor, Jawa Barat, pada Jumat (23/7), Jay Octa menilai insiden itu menjadi bukti ketidakmampuan Menkes Budi menerjemahkan keinginan Jokowi.

BACA JUGA: Pemerintah Tetap Gunakan Tes PCR Sebagai Syarat Penerbangan, Nih Alasannya

Ketika itu, Jokowi yang mengecek persediaan obat Covid-19 di pasaran mulai Oseltamivir, Favipiravir, obat antibiotik Acetromicin dan vitamin D3 5000UI tidak didapat Kepala Negara.

Dari percakapan yang dipublikasikan di YouTube Setpres, Jumat (23/7), Kepala Negara langsung menelepon Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

BACA JUGA: Kisruh Harga PCR, Jokowi Mania Siap Tabrak Menteri Pembangkang

Sayangnya, jawaban Menkes Budi justru berusaha berkelit dengan mengatakan bahwa obat yang tidak ada di apotek itu bisa diperoleh secara online.

"Seharusnya sebagai pembantu presiden, seorang menteri bisa lebih tanggap menindaklanjuti perintah atasan. Perintah tersebut harus dijawab dengan dukungan penuh dan kesiapan yang memang dituntut seorang menteri," tegasnya.

Menurut Jay Octa, ketidaksigapan Menkes Budi dalam menerjemahkan keinginan presiden bisa jadi karena adanya faktor eksternal yang mempengaruhi.

“Harus diingat, Presiden berpihak kepada rakyat kecil, menterinya pun harus berpihak kepada rakyat," tegasnya.

Jay Octa juga berharap Menkes Budi bisa menggerakan jajarannya dalam satu ritme suara dan gerakan.

Sehingga langkah yang dijalankan kementeriannya dapat selaras dan harmonis.

Hal ini ia tekankan karena ada kesan jajaran Kemenkes terkesan berbeda suara dengan pernyataan yang disampaikan Menkes Budi Gunadi Sadikin.

Ia mencontoh, pernyataan Wakil Menteri Kesehatan Dante Harbuwono yang lebih responsif.

Dante, dalam pernyataannya berharap rencana penurunan tarif tes PCR ini nantinya mampu menarik minat masyarakat untuk melakukan tes Covid-19 dengan menggunakan metode PCR.

Selain itu, pemeriksaan melalui tes PCR juga dianggap penting untuk mengantisipasi potensi ancaman gelombang ketiga Covid-19 di Tanah Air. (dil/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler