jpnn.com, JAKARTA - Polemik tes wawasan kebangsaan (TWK) pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih terus bergulir hingga kini.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah mendorong agar polemik TWK pegawai KPK tersebut segera diakhiri.
BACA JUGA: Penjelasan Terbaru BKN Soal Anggaran Asesmen TWK Pegawai KPK
Dia mengatakan TWK merupakan bagian dari alih status pegawai KPK menjadi aparatur sipil negara (ASN).
Menurutnya, alih status pegawai merupakan hal wajar dan telah dilakukan lembaga penegak hukum lain sebagai wujud konsolidasi negara.
BACA JUGA: Puluhan Brimob Bersenjata Lengkap Kepung Desa Surulangun, Suasana Mencekam
"Sudahlah, kalau menurut saya ini adalah fase akhir, jadi biarin saja, ini akan berlalu karena negara harus terkonsolidasi. Kalau enggak mau ada ASN terus mau gimana? Hakim, DPR, polisi, jaksa semua ASN, masa ada lembaga sendiri yang enggak boleh pakai ASN," kata Fahri, Sabtu (12/6/2021).
Fahri mengatakan, opini yang menyebut alih status pegawai KPK akan mengurangi independensi lembaga antirasuah adalah opini yang menyesatkan.
BACA JUGA: Polisi Gerebek Kampung Narkoba, Belasan Orang Ditangkap, Pak Kades Juga Ikut Diangkut
Bila demikian adanya, lembaga penegak hukum lain tentu berhak menjadi lembaga independen.
"(Ada yang sebut) oh itu supaya independen, kalau gitu semua bikin independen aja, polisi, jaksa, BIN, bikin sendiri, apa enggak kacau republik," kata Fahri.
Fahri menambahkan revisi UU KPK juga menjadi bagian dari integrasi KPK dalam sistem peradilan pidana di Indonesia. Dia turut mengkritik KPK yang seharusnya menjalankan tugas koordinasi, bukan malah justru berselisih dengan lembaga lain.
"Jadi ini yang mau diintegrasikan oleh sistem, perubahan UU ini adalah ikhtiar untuk mengintegrasi KPK dalam sistem peradilan pidana Indonesia dan mengintegrasi KPK dalam sistem pemerintah dan kenegaraan kita," ujarnya.
BACA JUGA: Booking Cewek Cantik Lewat Aplikasi MiChat, Tak Disangka, yang Datang Malah Waria Ganas
“Karena selama ini lebih banyak seperti bola liar, kayak LSM, makanya berantem terus sama yang lain. Cicak vs buaya jilid 1, 2, 3, itu enggak bakal selesai, padahal tugasnya (KPK) itu sebenarnya koordinasi. Yang ditugaskan koordinasi malah berantem," tutup Fahri.(dkk/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Budi