Polisi Bongkar Kebohongan 2 Santriwati yang Mengaku Korban Penculikan, Ternyata

Rabu, 26 Januari 2022 – 20:13 WIB
Polisi (Ilustrasi) Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, PURWOKERTO - Polisi membongkar kebohongan dua santriwati di salah satu pondok pesantren di Kecamatan Kebasen, Banyumas, Jawa Tengah.

Awalnya, dua santriwati itu mengaku sebagai korban penculikan dan pemerkosaan, lalu dibuang di wilayah Kecamatan Wangon, Banyumas.

BACA JUGA: Pemerkosa 13 Santriwati Dituntut Mati, Arteria Dahlan Berkata Begini

Namun, petugas Unit Pelayanan Perempuan dan Anak Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Banyumas, itu akhirnya mengorek pengakuan yang sebenarnya dari dua santriwati yang diketahui berasal dari Subang, Jawa Barat, dan Cakung, Jakarta Timur, itu. 

“Dua santriwati tersebut berinisial H (14) dan R (14). Terungkapnya kasus itu berawal dari pengaduan keluarga mereka ke Polsek Wangon,” kata Kapolresta Banyumas Kombes Edy Suranta Sitepu didampingi Kasat Reskrim Polresta Banyumas Kompol Berry di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jateng, Rabu (26/1). 

BACA JUGA: 6 Fakta Santriwati Diperkosa 3 Orang, 3 Hari, Poin 4 Mungkin Bikin Darah Anda Mendidih

Dia menjelaskan awalnya pihak keluarga mengadu bahwa santriwati itu menjadi korban penculikan dan pemerkosaan yang dibuang di wilayah Kecamatan Wangon, Banyumas, pada Jumat (21/1).

Dalam hal ini, H dan R mengaku diculik saat sedang membeli jajanan di belakang pesantren pada Kamis (20/1), dan keesokan harinya mereka dibuang di wilayah Wangon.

BACA JUGA: Kapolri Jenderal Listyo Merekrut Santri jadi Polisi, Fraksi PKB: Ini Sangat Luar Biasa

"Atas dasar pengaduan itu, kami langsung melakukan penyelidikan," katanya.

Berry mengatakan penyelidikan itu diawali dengan mendalami pengakuan kedua santriwati itu.

Menurut dia, saat pendalaman dan konseling oleh Kepala Unit PPA Inspektur Polisi Dua Metri Zul Utami, H dan R akhirnya mengakui mereka bukan korban penculikan,  melainkan kabur dari pesantren karena tidak betah.

"Mereka yang menjadi santriwati sejak bulan Juli 2021 itu mengaku tidak betah di pesantren, sehingga kabur dari pintu belakang pesantren pada hari Kamis (20/1), pukul 10.00 WIB.

Selanjutnya mereka naik bus menuju Wangon," katanya.

Dia mengatakan berdasar hasil konseling tersebut dapat dipastikan bahwa kabar penculikan dan perkosaan dua santriwati merupakan perkataan bohong.

Oleh karena itu, kata dia, pihaknya menyerahkan permasalahan dua santriwati itu kepada keluarga dengan pertimbangan keduanya masih di bawah umur.

"Saat ini, dua santriwati tersebut masih bersama orang tua atau keluarga. Rencananya, dalam waktu dekat akan dilakukan konseling dan pemeriksaan psikologi oleh psikolog dari UPTD PPA (Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak) Kabupaten Banyumas," kata Kombes Edy Suranta Sitepu. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler