jpnn.com, KUALA LUMPUR - Polisi Malaysia tidak bisa pelesir ke luar negeri. Polis Diraja Malaysia (PDRM) mengeluarkan surat perintah untuk membekukan semua izin cuti perjalanan ke luar negeri mulai Maret–Mei.
Itu dilakukan sebagai persiapan untuk penyelenggaraan pemilu parlemen tahun ini. ”Larangan bepergian, baik dalam maupun luar negeri, akan diterapkan begitu tanggal pemilu telah ditetapkan,” ujar Direktur Departemen Manajemen Bukit Aman Abdul Ghafar Rajab seperti dilansir The Strait Times kemarin, Jumat (23/2).
BACA JUGA: Mahathir Berpeluang Jadi Perdana Menteri Tertua di Dunia
Pengecualian hanya diberikan kepada para petinggi kepolisian yang memang sedang penugasan. Misalnya, untuk konferensi, pelatihan, maupun acara-acara penting lainnya di luar Malaysia. Hal itu dianggap sebagai perjalanan kerja dan diperbolehkan.
Secara terpisah, Wakil Komisioner Departemen Ketertiban Publik dan Keamanan Internal Azizan Abu Bakar mengungkapkan bahwa ada 130 ribu personel polisi yang ditugaskan untuk mengamankan pemilu.
BACA JUGA: Mahathir Bikin Kubu Najib Ketar-ketir
”Kami telah menggelar berbagai latihan untuk memastikan semua personel siap dalam situasi apa pun,” tegasnya.
Saat berlatih, ada empat skenario yang dipakai. Yaitu, pengamanan saat pembubaran parlemen, pencalonan, hari pemungutan suara, dan pengumuman hasil pemilu. Rencananya, latihan terakhir dilaksanakan pada awal bulan depan.
BACA JUGA: Mahathir Mohamad Kembali Jadi Kandidat Perdana Menteri
Pemilu tahun ini memang diperkirakan panas. Koalisi oposisi yang tergabung dalam Pakatan Harapan mengusung Mahathir Mohamad sebagai calon perdana menteri (PM).
Dia ditengarai bakal mendulang banyak suara untuk oposisi dan mengancam koalisi Barisan Nasional (BN) pimpinan PM Najib Razak.
Komisi Pemilu (EC) Malaysia juga tak mau kalah dalam hal persiapan. Mereka telah memesan 100 ribu botol tinta yang tidak bisa dihapus pada Mysore Paints and Varnish Ltd. Masing-masing botol berisi 60 mililiter. Tinta seharga MYR 4,8 juta (Rp 16,8 miliar) itu segera dikirim ke Malaysia.
Pemerintah Malaysia mulai menggunakan tinta untuk menandai orang yang sudah memberikan hak suaranya pada Pemilu 2013. Tapi, saat itu EC dikomplain karena tinta tersebut ternyata bisa dihapus. Dengan kata lain, mereka yang curang masih bisa memberikan suara lagi.
Di lain pihak, Menteri Pendidikan Malaysia Mahdzir Khalid mengungkapkan bahwa sekolah-sekolah juga sudah membuat persiapan untuk digunakan sebagai tempat pemungutan suara.
Pihak kementerian saat ini menunggu pemberitahuan dari EC terkait berapa sekolah yang akan dipakai dan di mana saja. (sha/c6/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Yakin Aisyah Hanya Korban, Pemerintah Beri Pembelaan
Redaktur & Reporter : Adil