jpnn.com, KOTA BOGOR - Polresta Bogor Kota menangkap 70 pemuda di Tugu Kujang, Kelurahan Tegallega, Kecamatan Bogor Tengah.
Mereka ditangkap karena melakukan konvoi sepeda motor dengan membawa bendera bertuliskan XTC.
BACA JUGA: Kisah Cinta Anak Geng Motor, Suami XTC, Istri Moonraker
Gerombolan tersebut sempat membuat keributan di Gang Aut, Jalan Suryakencana, Kelurahan Gudang, Kecamatan Bogor Tengah, Kamis malam (28/4).
"Tentunya kegiatan kelompok ini meresahkan masyarakat yang saat ini menikmati buka puasa, sehingga kami melaksanakan pengamanan," kata Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol. Susatyo Purnomo Condro di Kota Bogor, Jumat (29/4).
BACA JUGA: Geng Motor XTC dan Moonraker Perang Lagi, Satu Orang Mati
Tim Patroli Polresta Bogor Kota bergerak setelah mendapatkan informasi bahwa kelompok pemuda XTC tersebut akan melakukan konvoi. Mereka akan muncul dari beberapa titik untuk berkumpul pada Kamis malam, sehingga petugas segera menyebar sejak sore.
Kelompok yang muncul dari Gang Aut, Jalan Suryakencana, sempat bentrok dengan warga dan pengemudi ojek daring.
BACA JUGA: Ivana Kwelju Kirim Rp 400 Juta ke Rekening Johny, Fokus ke Matanya ya, Jangan Rambut
Tim patroli meluncur ke lokasi bentrok atau keributan antara kelompok XTC dan warga hingga mengejar para pemuda bersepeda motor itu.
Kombes Susatyo langsung memerintahkan anggotanya untuk melakukan penyekatan dii Tugu Kujang, Kelurahan Tegallega, Kecamatan Bogor Tengah.
Di sana polisi menjaring 70 orang pemuda yang menggunakan 30 sepeda motor dan membawa enam bendera bertuliskan XTC.
Setelah ditangkap, mereka kemudian diminta berjongkok di sekitaran Tugu Kujang sambil telanjang dada dan digiring memasuki mobil polisi.
Pengakuan para pelaku, mereka hanya sedang merayakan ulang tahun kelompok XTC. Kombes Susatyo menambahkan mereka harus diamankan karena membuat keributan.
"Hanya merayakan ulang tahun, tapi kami akan melakukan pemeriksaan, termasuk tes urine," tambahnya.
Wali Kota Bogor Bima Arya menyerahkan proses pemeriksaan para pemuda pelaku konvoi itu kepada kepolisian untuk dilakukan tes urine.
Bima Arya menegaskan, jika para pemuda itu terbukti mengacau dan melakukan tindakan kriminal, maka proses hukum tetap harus ditegakkan.
"Apabila ada yang terbukti, tentu lain ceritanya. Diproses semuanya, kami pastikan ada proses hukum, apalagi di ujung Bulan Ramadan yang seharusnya banyak ibadah," ujar Bima Arya. (antara/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu