jpnn.com, MEDAN - Pelaku penembak mati adik ipar, Wakapolresta Lombok Tengah, Kompol Fahrizal cenderung menunjukan perilaku tidak kooperatif.
Bahkan, sikap mantan Kasat Reskrim Polresta Medan itu dinilai membahayakan tahanan lain.
BACA JUGA: Polisi Masukkan Kompol Fahrizal ke Rumah Sakit Jiwa
Pasalnya, selama berada di dalam sel tahanan Polda Sumut, Kompol Fahrizal suka membenturkan kepalanya ke dinding sel tahanan.
Menurut Direktur Reskrimum Polda Sumut Kombes Pol Andi Rian, sikap Kompol Fahrizal menjadi salah satu pertimbangan dia dirawat di Rumah sakit jiwa.
BACA JUGA: Oknum Pol Air Penembak Kapal Nelayan Dilaporkan ke Propam
“Karena memang di sana lebih aman buat dia. Kalau di sel kita, sudah ada kecendrungan tidak kooperatif,” kata Andi baru-baru ini.
Sikap tidak kooperatif itu, sebut Andi, dapat dilihat dari sikap Fahrizal yang kerap menolak untuk dilakukan cek kesehatan. Selain itu, perilakunya di tahanan pun membahayakan orang lain termasuk dirinya sendiri.
BACA JUGA: Berita Terbaru Kasus Perwira Polisi Penembak Mati Adik Ipar
“Contohnya dia pukul-pukul tembok, kepala dibenturkan ke dinding dan banyak lagi. Perilaku Fahrizal ini kita peroleh dari tahanan lain yang menginformasikan ke piket jaga,” sebut Andi.
Fahrizal juga menolak kedatangan tenaga kesehatan yang akan memeriksa dia dan juga menolak diberi obat. “Cek kesehatan kan seharusnya dilakukan tiap hari,” ucapnya.
Dengan kondisi itu, kata Andi, penyidik belum bisa mengungkap motif penembakan tersebut. “Gak bisa diambil keterangannya. Tidak ada yang konsisten jawabannya,” jelas Andi.
Proses observasi di rumah sakit jiwa, sambungnya, juga merupakan keputusan dari tim kesehatan Mabes Polri yang sejak awal melakukan observasi kepada Fahrizal. Observasi dilakukan bagian dari rangkaian visum kejiwaan.
“Visum ini dibutuhkan waktu 14 hari. Tim yang melakukan observasi juga dari internal polisi dan pihak eksternal yang terdiri dari ahli kejiwaan rumah sakit Pirngadi da RSJ,” tandas Andi. (fir)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dor! Peluru Tembus Kepala dan Dada, IRT Bersimbah Darah
Redaktur & Reporter : Budi