jpnn.com - JAKARTA - Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Divisi Korupsi Politik, Abdullah Dahlan, merinci beberapa kategori penerima uang yang dibagi-bagi caleg saat pileg 9 April 2014. ICW juga merinci jumlah per kasus.
Dari laporan dan pemantauan ICW di 15 daerah, kata Abdullah, penerima uang tersebut adalah warga sebanyak 227 temuan. Sementara simpatisan yang menerima uang caleg sebanyak 15 temuan.
BACA JUGA: KPPS tak Berani Bangun TPS, Pencoblosan Ulang Gagal
Disusul orang parpol sendiri sebanyak 13 temuan. Aparat pemerintah juga disebut menerima uang kucuran dari caleg sebanyak 10 temuan. Sedangkan rumah ibadah sebanyak 9 temuan. Sekolah dan kampus sebanyak 6 temuan.
"Lain-lainnya ada 3 temuan. Ormas itu yang kami usut ada 2 temuan, panti asuhan 3 temuan, timses 4 temuan, rumah sakit dan penyelenggara masing-masing 1 temuan," ujar Abdullah ujar Abdullah di Jakarta, Senin, (21/4).
BACA JUGA: Pencoblosan Ulang di 19 TPS di Sampang Belum Terlaksana
Kandidat yang memberikan langsung sebanyak 170 temuan, pemberian uang lewat tim sukses 107 temuan, aparat pemerintah sebanyak 24 temuan. Ada juga oknum partai yang membantu calegnya menyebar uangnya sebanyak 12 temuan, tim kampanye sebanyak 6 temuan, keluarga sebanyak 2 temuan dan penyelenggara 1 temua. Sisanya lain-lain sebanyak 3 temuan.
Selain uang, para pelaku juga memberikan barang. Di antaranya pakaian (bukan baju partai) sebanyak 49 temuan, sembako 29 temuan, alat rumah tangga 15 temuan, makanan 10 temuan, barang elektronik dan doorprize masing-masing 6 temuan, kitab suci/ buku, fasilitas umum dan motor masing-masing 4 temuan. Disusul obat-obatan 1 temuan dan lain-lain 13 temuan.
BACA JUGA: Sebut Sidarto Gagal karena Ogah Setor Rp 500 Juta
"Pelakunya ini berdasarkan tingkat pencalonan paling banyak dilakukan di DPRD kabupaten/kota sebanyak 126 temuan, DPR RI 76 temuan, DPRD provinsi 67 temuan dan DPD RI 8 temuan. Paling banyak di kabupaten/kota karena persaingan kandidat yang kuat," tandas Abdullah. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pencoblosan Ulang jika Terbukti Ada Penggelembungan Suara
Redaktur : Tim Redaksi