Politikus Hanura Minta Oknum Kepsek Penganiaya Guru Ditindak

Minggu, 25 Februari 2018 – 23:35 WIB
Penganiayaan. Ilustrasi: JawaPos.Com

jpnn.com, BENGKULU - Kasus pemukulan terhadap Yuli Setiawati, salah seorang guru di SMPN 21 Kota Bengkulu oleh oknum Kepala Sekolah (Kepsek) berinsial SP, ternyata berbuntut panjang.

Tak hanya mendapatkan kecaman dari masyarakat, perkara ini juga menuai reaksi dari partai politik yang ada di Bengkulu.

BACA JUGA: Dana BOS Ngadat, Banyak Sekolah Terpaksa Utang

Adalah Partai Hanura yang mengecam dengan tegas aksi pemukulan yang dilakukan oknum Kepsek terhadap Yuli.

Bahkan melalui forum resminya, DPD Partai Hanura Provinsi Bengkulu mendesak anggota legislatifnya yang duduk di DPRD Kota Bengkulu untuk mengawal perkara ini dan mendesak pemerintah kota mengambil tindakan tegas atas perkara tersebut.

BACA JUGA: Pernah Dikurung Propam 10 Hari, Brigpol RZ Kembali Selingkuh

Diungkapkan Sekrestaris DPD Partai Hanura Provinsi Bengkulu Usin Abdisyah Putra Sembiring, SH, Partai Hanura memiliki 3 kursi di DPRD Kota Bengkulu dan menempatkan pengurusnya sebagai wakil rakyat yang mengisi komisi yang membidangi persoalan pendidikan.

Untuk itu Partai Hanura menginstruksikan dengan tegas kepada anggota legislatifnya, agar mampu mengawal permasalahan ini hingga tuntas.

BACA JUGA: TPP PNS Ngadat, Ini Penyebabnya

“Kami sudah instruksikan kepada anggota legislatif untuk bisa mengawal tuntas perkara ini,” jelas Usin.

Diungkapkan Usin, sekolah sebagai sarana pendidikan tidak selayaknya mempertontonkan kekerasan, apalagi kekerasan kepada perempuan.

Aksi emosional yang dilakukan oleh oknum Kepsek tersebut jelas mencoreng dunia pendidikan di Bengkulu dan tak perlu ditawar lagi, perkara ini menurutnya harus diusut tuntas oleh aparat penegak hukum.

“Ingat target Bengkulu Kota Pelajar juga harus dipikirkan Dinas Pendidikan Kota Bengkulu. Pemerintah harus memberikan sanksi tegas dengan melakukan pencopotan terhadap kepala sekolah itu. Karena penegakan hukum atas penganiayaan terhadap guru juga harus ditegakkan. Jika pun damai bukan kemudian menghapuskan penegakan hukumnya,” tegas Usin.

Selain itu juga, Partai Hanura melihat sebab akibat dari perkara tersebut, yakni dimulai dari persoalan dana operasional sekolah. Dimana percekcokan antara korban Yuli dengan oknum kepsek dimulai dari persoalan pembelian alat tulis kantor (ATK).

“Sekalian saja diperiksa penggunaan dana operasional sekolah, masa dana praktek Laboratorium IPA sampai tidak ada di bendahara, jadi usut juga adanya dugaan korupsi di sekolah itu,” pungkas Usin. (sly)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Terungkap, Siswa SMA Ini Gunakan Martil Habisi Pacarnya


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler