Politikus PDIP: Pemerintah Harus Tegas, Bermain Strategi Diplomatik yang Cerdas

Sabtu, 11 Januari 2020 – 11:24 WIB
KRI Tjiptadi ikut disiagakan untuk mengamankan Laut Natuna. Foto: Antara Kepri/ Cherman

jpnn.com, JAKARTA - Anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan M Nabil Haroen mengatakan, masuknya kapal-kapal ikan Tiongkok yang dikawal kapal Coast Guard China di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) di perairan Natuna Utara, Kepulauan Riau, beberapa waktu lalu, harus disikapi secara serius.

"Saat ini, isu Laut Natuna Utara menjadi pembahasan serius pemerintah Indonesia, DPR RI, parpol, dan masyarakat negeri ini secara luas. Ini problem krusial yang harus dicarikan solusinya," kata Nabil dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Sabtu (11/1).

BACA JUGA: Kapal Perang RI Kembali Usir Puluhan Kapal Asing di Perairan Natuna

Dikatakan, Indonesia tidak hanya perlu diplomasi khusus dengan China. Namun juga dengan negara-negara lain seperti Malaysia, Singapura, Vietnam, dan beberapa negara lain di kawasan Asia Tenggara.

"Pemerintah harus bertindak tegas, sekaligus bermain strategi diplomatik yang cerdas untuk mencari solusi bersama atas kedaulatan wilayah laut Indonesia," kata anggota Komisi IX DPR ini.

BACA JUGA: Pernyataan Tegas Jenderal TNI Andika Perkasa saat Ditanya Kasus Natuna

Persoalan Natuna merupakan salah satu catatan penting yang disampaikan oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I PDIP dan HUT Ke-47 partai yang digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (10/1).

Pada rakernas kali ini, PDI Perjuangan mengangkat tema "Solid Bergerak Wujudkan Indonesia Negara Industri Berbasis Riset dan Inovasi Nasional', dengan subtema "Strategi Jalur Rempah dalam Lima Prioritas Industri Nasional untuk Mewujudkan Indonesia Berdikari".

BACA JUGA: Kapolsek Payung Iptu Samson Ditangkap Polisi

 

Catatan penting lainnya yang perlu menjadi perhatian publik, kata Nabil, pemerintah perlu membangkitkan mental bangsa Indonesia menjadi bangsa besar di segala aspeknya, dari intelektual, sumber daya manusia, sekaligus sumber daya alamnya.

"Kita punya manusia-manusia hebat dengan inovasi keren. Kita punya kekayaan laut, kesuburan darat, dan sumber daya terbarukan (renewable energi) yang bisa dieksplorasi untuk kekuatan bangsa. Saatnya kita bangkitkan mental bangsa, kurangi perdebatan yang tidak perlu, ambil solusi, eksekusi rencana, serta kolaborasi dengan lintas pihak," ujarnya.

Rakernas kali ini, PDIP mengangkat topik Jalur Rempah, yang dinilai sangat tepat untuk menggambarkan niat besar bangsa Indonesia untuk maju, berdikari, dan kompetitif di era global.

"Menghidupkan Jalur Rempah sebagai memori kolektif, berarti menggerakkan inovasi, kebijakan, perangkat birokrasi, kekuatan rakyat kita sebagai bangsa maritim untuk berpikir besar, bertindak global. Jalur Kosmopolitan Nusantara yang ada sejak berabad-abad lalu, yang bersanding dengan Jalur Sutra dan Keramik dari Tiongkok dan kawasan Asia lainnya, membuktikan bahwa Indonesia merupakan negara kosmopolitan, dengan kekuatan dan peluang besar," tutur Nabil.

Sebelumnya, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri mendukung sikap tegas Presiden RI Joko Widodo terkait dengan penanganan persoalan di perairan Natuna Utara, Kepulauan Riau.

"Prinsip politik luar negeri bebas aktif ini saya yakini sudah dipegang teguh oleh Presiden Jokowi. Hal ini dibuktikan dengan sikap tegas Presiden Jokowi dalam menangani persoalan di perairan Natuna," kata Megawati dalam pidato politiknya pada Rakernas I PDIP dan HUT Ke-47 PDIP di JIExpo Kemayoran Jakarta, Jumat (10/1).

Menurut Megawati, prinsip bebas aktif bukan berarti mengambil sikap netral atau jadi penonton terhadap peristiwa yang terjadi di dunia.

"Bebas bukan berarti tidak punya pendirian, bukan berarti pula cuci tangan atau defensif. Kita aktif, berprinsip, dan berpendirian," ucapnya.

Ia pun mendukung penuh sikap Presiden Jokowi yang menyatakan bahwa persoalan kedaulatan adalah bukan hal yang dapat dinegosiasikan.

"Prinsip kita, kita tegaskan pada dunia adalah Pancasila. Pendirian kita aktif menuju perdamaian dan kesejahteraan dunia. Aktif pada persahabatan segala bangsa, aktif dalam memperjuangkan lenyapnya penindasan kepada negara mana pun. Pendirian bebas aktif tersebut secara aktif pula harus dicerminkan dalam hubungan ekonomi dengan luar negeri, yang lagi-lagi harus dimulai dari riset nasional kita," tutur Megawati. (antara/jpnn)

 


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler