jpnn.com - JAKARTA - Kecaman terhadap TV One terus muncul pasca-pemberitaan stasiun televisi milik Aburizal Bakrie itu yang menyebut Joko Widodo dan PDIP merupakan pengusung komunisme. Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDIP, Helmy Fauzi menduga TV One sudah jauh dari praktik jurnalistik karena karena intervensi pemilik modal yang berlebihan.
"Intervensi kuat pemilik modal dan Dirut TV One yakni Ardi Bakrie (anak Aburizal Bakrie, red) ke redaksi menyebabkan batas api pemilik dan redaksi hancur," tegas Helmy kepada wartawan, Jumat (4/7).
BACA JUGA: Buat Lebaran, Jokowi Cuma Beli Baju Obralan
Mantan wartawan itu menambahkan, pemberitaan TVOne sudah melenceng dari jurnalisme penyiaran. Bahkan, lanjutnya, TV One itu sudah bertindak sewenang-wenang dalam pemberitaan selama kampanye Pilpres.
“Bahkan, sudah menyebar fitnah dan kabar bohong seperti fitnah komunis terhadap PDIP itu. Karena memakai frekuensi publik, seharusnya ada pengawasan yang ketat untuk lembaga penyiaran,” kata anggota Panja RUU Penyiaran ini.
BACA JUGA: Diperiksa KPK, Eks Sekjen Kemendagri Mengaku Serahkan LHKPN
Helmy pun menyadari posisi redaksi yang bekerja di media grup Bakrie ini sulit menghindari intervensi pemilik modal. Alhasil, pemilik modal kerap mendikte arah dan isi pemberitaan. “Ardi Bakrie telah mengubah TV One menjadi tak ubahnya Obor Rakyat versi televisi,” kata dia.
Untuk itu, lanjut Helmy, pembahasan revisi UU penyiaran yang sudah masuk tahap pembahasan di Panitia Kerja (Panja) perlu menitikberatkan pada penguatan regulasi tentang pembatas (firewall) antara pemilik modal dan awak redaksi. “Momentum revisi UU Penyiaran ini akan kami gunakan untuk melindungi posisi awak redaksi yang cenderung lemah jika berhadapan dengan pemilik,” tandasnya seraya mengingatkan perlunya pemerintah hasil Pilpres 2014 mendukung penguatan regulasi pengawasan terhadap lembaga penyiaran.(rmo/jpnn)
BACA JUGA: Jokowi : Situasi Memanas Lantaran Kampanye Hitam Dibiarkan
BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Perpanjang Masa Penahanan Bupati Bogor
Redaktur : Tim Redaksi