Polres Tarakan OTT Pegawai KKP, Bongkar Kasus Vaksin Berbayar

Rabu, 08 September 2021 – 21:36 WIB
Kapolres Tarakan AKBP Fillol Praja Arthadira didampingi Kasat Reskrim membeberkan pengungkapan kasus vaksin berbayar, Rabu (8/9). Foto: benuanta

jpnn.com, TARAKAN - Jajaran Kepolisian Resor Tarakan berhasil mengungkap kasus vaksin berbayar di kota tersebut melalui operasi tangkap tangan (OTT).

Kapolres Tarakan AKBP Fillol Praja Arthadira mengaku butuh waktu dua minggu untuk mengungkap kasus ini yang bemula dari laporan masyarakat.

BACA JUGA: PKS: Vaksin Berbayar Rawan Penyimpangan, Hati-Hati!

"Unit Tindak Pidana Korupsi Reskrim Polres Tarakan kemudian melakukan OTT terhadap oknum yang melakukan vaksin berbayar," kata AKBP Fillol, Rabu (8/9).

AKBP Fillol mengungkapkan, penyelidikan dimulai 2 September lalu. Sebanyak 4 orang saksi mengaku sudah mendaftarkan dirinya untuk mendapatkan vaksin dari calo yang diketahui berinisial VD.

BACA JUGA: Vaksin Berbayar Dibatalkan, Begini Reaksi Fahira Idris

“Saksi meminta tolong kepada pelaku berinisial VD yang berperan sebagai calo yang mengurus kegiatan vaksin. Pelaku modusnya menawarkan berupa paket selain vaksin, PCR, dan tiket keberangkatan dengan harga yang tinggi,” bebernya.

ke-4 orang itu kemudian memberi uang muka Rp 5 juta kepada pelaku.

BACA JUGA: Setuju dengan Sikap KPK, Sahroni Sebut Vaksin Berbayar Rawan Penyelewengan

"Tempatnya berada di kantor VD, orang yang bayar pada Senin 4 September 2021 diperintahkan VD untuk vaksin di kantornya dan PCR di RS Pertamedika,” kata AKBP Fillol.

VD tak menyadari saat dia perintahkan calon penumpang yang akan divaksin melalui kepengurusannya sedang diikuti polisi yang menyelidiki kasus tersebut.

“Setelah vaksin dibayar Rp 5,8 juta ke VD, saat penyerahan uang diikuti personel dan langsung diamankan unit Tipikor,” sebutnya.

Total uang sebagai alat bukti dugaan vaksin berbayar ini Rp 7,9 juta disita dari tangan VD.

Alat bukti pendukung lainnya berupa 4 lembar kartu vaksin, 4 lembar kwitansi laboratorium milik RS Pertamedika dan smartphone untuk alat VD berkomunikasi.

Sejumlah saksi, utamanya 4 orang itu terus didalami keterangannya oleh polisi sebagai bahan Berkas Acara Pemeriksaan (BAP).

VD merupakan pegawai di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Tarakan.

Dia diduga memanfaatkan keadaan orang yang belum vaksin saat ingin melakukan keberangkatan untuk mendapatkan kartu vaksin dijadikan syarat keberangkatan baik pesawat dan kapal laut.

AKBP Fillol membeberkan, VD juga mengancam orang yang membayar untuk vaksin jika tidak melalui dirinya, waktu vaksin ditunda hingga Oktober.

“Saya ingatkan kembali kepada seluruh masyarakat Kota Tarakan kalau vaksin adalah gratis," tegas Kapolres Tarakan.

Dia juga menyampaikan jika ada oknum atau instansi yang menawarkan vaksin dengan cara membayar adalah tidak benar. "Kami ingatkan seluruh instansi untuk bekerjasama memutus mata rantai dan melaksanakan dengan baik,” tegas AKBP Fillol. (mar1/benuanta)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Firli Bahuri Beri Peringatan kepada Luhut dan Erick Thohir soal Vaksin Berbayar


Redaktur & Reporter : Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler