jpnn.com - JAKARTA – Wakapolri Komjen Pol Badrodin Haiti mengaku memang ada pengamanan bersifat intelijen dalam setiap kegiatan yang berkaitan dengan pemilihan umum.
Kendati demikian, Badrodin membantah bahwa intelejen digunakan untuk memata-matai sang calon presiden dari partai politik tertentu. Menurutnya, tugas itu adalah untuk memberikan keamanan kepada capres.
BACA JUGA: Hari Ini, Kampanye Terakhir
“Tugas polisi itu menyeluruh. Mengawasi sama menginteli apa bedanya? Diinteli untuk kepentingan apa? Sekarang bagaimana mengamankan kalau tidak diikuti?" kata Badrodin kepada wartawan di Mabes Polri.
Menurut Badrodin, yang diinteli itu adalah pihak-pihak yang berpotensi mengganggu, bukan capresnya atau petinggi parpol.
BACA JUGA: Ini Kesaksian Penumpang KA Malabar yang Anjlok
Menurutnya, setiap kegiatan itu diikuti intel dalam rangka pengamanan. Sebelumnya saat berkampanye di GOR Sanggalangit, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, kemarin, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri merasa diawasi intelijen. Namun, bagi Mega hal itu tidak menjadi masalah.
“Di sini banyak intel yang sudah mencatat. Biarin saja, asal mencatatnya benar. Dia intel anak buah, saya kenal ketua intel. Padahal saya bisa ngomong sama ketuanya. Kita tidak perlu takut, dia rakyat kita sendiri lho,” kata Mega.
BACA JUGA: Kecelakaan KA Malabar Karena Tanah Ambles
Ia menegaskan, kalau terus diinteli maka dirinya akan berbicara kepada Kapolri alasan apa terhadapnya selalu diinteli. “Kenapa saya diinteli, saya ini Presiden RI kelima,” kata Mega. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ginjal Siswi SMA Dijual Rp 70 Juta
Redaktur : Tim Redaksi