"Protap nomor satu kemarin tidak digunakan
BACA JUGA: Massa Gagak Bikin Macet Rasuna Said
Kita gunakan Protap nomor 16 dalam rangka mengendalikan huru-haraBACA JUGA: Laporan Jimly Tak Ditanggapi Facebook
Tolong dipahami, yaBACA JUGA: Mendag Dinilai Lebih Pas jadi Atase Perdagangan RRC
Tolong rekan-rekan mahasiswa jangan mengatakan tembak di tempatItu Protap penanggulangan (aksi) anarkis," ujar Iskandar, di Mabes Polri, Kamis (21/10).Namun demikian, terkait adanya seorang mahasiswa yang tertembak dalam unjuk rasa di Jalan Diponegoro, Jakarta, pihaknya menurut Iskandar, akan melakukan penyelidikanSaat ini katanya, Mabes Polri telah menerjunkan tim Profesi dan Pengamanan (Propam) untuk menyelidiki penembakan itu.
"Tim Propam sudah diturunkan, untuk menyelidiki apakah ada yang melakukan itu (penembakan)Jika terbukti, pihak kami akan melakukan proses hukum," tambahnya.
Nantinya, kata Iskandar lagi, tim Propam yang diterjunkan ini akan menyelidiki secara menyeluruhTermasuk melibatkan hasil analisa dokter mengenai peluru yang bersarang di kaki mahasiswa itu.
"Nanti kita cekKalau visum dari kedokteran itu luka tembak, kita cari, mana pelurunya, mana selongsongnyaDari peluru dan selongsong itu, nanti kita tahu ini peluru dan senjata yang manaKarena anggota yang tugas di sana, mana yang bawa senjata (dan) mana yang tidak, kan kita bisa tahu," imbuhnya.
Terlepas dari itu, Iskandar menyebut bahwa secara umum, unjuk rasa itu berlangsung amanSementara, katanya pula, tak hanya dari demonstran, dari aparat polisi pun sebenarnya juga jatuh korban.
"Secara nasional, unjuk rasa masih terkendali semuaDari pihak polisi juga ada korbanTapi kita lihat dulu korban iniApakah korban ini akibat bentrok dengan masyarakat, atau mahasiswa, atau ada unsur lain," imbuhnya(zul/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... FB Jimly Jadi Ladang Transksi Laptop Bodong
Redaktur : Tim Redaksi