Polri Prioritas Antisipasi Ancaman Terorisme di Asian Games

Kamis, 19 Juli 2018 – 22:19 WIB
Sejumlah tersangka dihadirkan saat rilis hasil Operasi Cipta Kondisi jelang Asian Games 2018 di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (13/7). Operasi Cipta Kondisi mengamankan 640 orang, 116 ditahan dan 524 lainnya dibina. Foto : Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan terorisme menjadi tindak pidana kejahatan utama yang diantisipasi Polri dalam perhelatan Asian Games di Jakarta dan Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), pada Agustus 2018 nanti.

Apalagi, Asian Games nanti akan diikuti sekitar 45 negara dan puluhan ribu orang akan datang baik sebagai atlet, official, maupun supporter. “Antisipasi ancaman utama pada Asian Games adalah terorisme,” tegas Tito saat rapat kerja dengan Komisi III DPR di gedung parlemen, Jakarta, Kamis (19/7).

BACA JUGA: Tiga WNI Pendukung ISIS Terlibat Rencana Pembunuhan Mahathir

Selain terorisme, ancaman lain adalah masalah kejahatan jalanan dan kemacetan lalu lintas. Khusus terorisme, Tito menjelaskan, Polri melakukan operasi secara paralel melanjutkan penindakan pascaaksi bom Surabaya, Jawa Timur (Jatim).

Sejauh ini, ujar Tito, sudah 204 tersangka teroris yang ditangkap. Sebanyak 20 tersangka meninggal dunia karena melawan.

BACA JUGA: Pak Tito Copot Kapolres Berdasar Laporan KPK

Dia mengatakan, operasi ini akan terus dilakukan dengan melibatkan unsur Mabes Polri yang dipimpin dari Densus 88 Antiteror. Operasi juga melibatkan semua Satuan Tugas (Satgas) Antiteror yang dibentuk oleh Kepolisian Daerah (Polda) di bawah arahan Densus 88 Antiteror Mabes Polri.

Lebih lanjut Tito mengapresiasi pengesahan Undang-undang (UU) nomor 5 tahun 2018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme. “Terima kasih karena berikan manuver, ruang lebih luas kepada Polri melakukan langkah-langkah preventif strike untuk mencegah,” katanya.

BACA JUGA: BNPT Siapkan SOP Keamanan Obvitnas Energi

Dia mengatakan, selain melanjutkan operasi terorisme, Polri juga telah mengerahkan Polda yang wilayahnya terdapat venue Asian Games, seperti Polda Sumatera Selatan (Sumsel), Polda Metro Jaya, Polda Jawa Barat (Jabar) dan Polda Banten.

“Ini empat Polda yang sudah memiliki konsep operasi yang melibatkan stakeholder lain termasuk TNI dan pemerintah setempat,” ujar Tito.

Menurut dia lagi, Polri sudah membuat sistem pengawasan dengan CCTV dan command center dan menggelar operasi cipta kondisi terutama mengantisipasi kejahatan-kejatanan jalanan seperti begal, copet, jambret dan lainnya. Untuk Palembang, Tito berujar, relatif lebih tidak menjadi persoalan. Sebab, venue maupun wisma atlet terkonsentrasi di satu tempat yakni di Jakabaring. Transportasi pun sudah ada LRT sehingga lebih mudah dan lancar dari sebelumnya. “Tapi Sumsel problem-nya adalah kejahatan jalanannya seperti copet, tukang geser, begal,” katanya.

Namun, dia mengatakan, Polda Sumsel dan jajaran sudah melakukan pembersihan dan banyak menangkap pelaku kejahatan jalanan. Kemudian di Jabar, juga sudah ditangkap kurang lebih 1500 pelaku. Polda Metro Jaya juga banyak bahkan ada yang tertembak. “Kalau tidak salah yang ditangkap kurang lebih 50 orang, yang tewas 15 kalau tidak salah,” katanya.

Dia menegaskan, Polri juga memberikan tindakan keras pada mereka yang melawan apalagi menggunakan senjata tajam (sajam) atau senjata api (senpi). “Kami berikan tindakan tegas untuk berikan efek jera kepada mereka,” katanya mantan Kapolda Papua dan Metro Jaya itu. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Undang Kim Jong-un & Moon Jae-in Hadiri Asian Games


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler