jpnn.com - JAKARTA - Sebanyak delapan Warga Negara Indonesia (WNI) tewas dalam insiden kapal karam di Perairan Batu Layar Sungai Rengit, Bandar Penawar, Johor, Malaysia, Sabtu (23/7) pukul 23.00 waktu setempat. Sejauh ini, baru dua jenazah yang berhasil diidentifikasi.
Direktur Eksekutif Disaster Victim Identification (DVI) Polri Kombes Anton Castilani menuturkan, pihaknya siap menurunkan tim untuk membantu DVI Polis Diraja Malaysia (PDRM) dalam proses identifikasi. Namun, hingga kini, DVI PDRM belum memberikan konfirmasi.
BACA JUGA: Ada Kabar Eksekusi pada 30 Juli, Ini Persiapan Mabes Polri
"Apabila diperintahkan, DVI Polri sudah menyiapkan tim kecil, terdiri dari satu dokter forensik, satu dokter gigi forensik, satu ahli DNA forensik, dan satu anggota Inafis," kata Anton saat dikonfirmasi, Senin (25/7).
Meski belum mendapatkan perintah untuk menurunkan Tim DVI Polri, tapi koordinasi dengan DVI PDRM masih bergulir. DVI PRDM meminta kepada DVI Polri untuk mengumpulkan data para korban yang tewas.
BACA JUGA: 110 Komandan KRI Gelar Pertemuan, Tujuannya?
"Saat ini Tim Ante Mortem DVI Polri mengumpulkan data dari keluarga korban sesuai permintaan rekan-rekan DVI di Johor Baru," terang Anton.
Sebelumnya, kapal yang membawa 63 WNI diperkirakan mengalami mati mesin di perairan Batu Layar Sungai Rengit, Bandar Penawar, Johor, Malaysia pada Sabtu sekitar pukul 23.00 waktu setempat. Diduga kapal yang beroperasi secara tidak resmi itu, tidak bisa bertahan lantaran dihempas gelombang laut.
BACA JUGA: Menunda Eksekusi Fredi Berarti Makin Banyak Anak Bangsa Mati
Sejauh ini, dari 63 penumpang kapal, sudah 34 orang ditemukan selamat dan delapan orang meninggal dunia. Sehingga masih ada 21 orang lagi yang belum ditemukan.
Dari delapan jenazah, sudah tujuh orang yang diautopsi. Alhasil, dua orang berhasil diidentifikasi dan enam orang sisanya masih dalam proses.(Mg4/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penelusuran Aset Rohadi Berlanjut
Redaktur : Tim Redaksi