jpnn.com - JAKARTA - Jajaran Polri sempat digegerkan dengan pesan teror yang menyebut bahwa Bali adalah target teror selanjutnya.
Menanggapi itu, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti langsung mengadakan hubungan komunikasi dengan telekonferensi pada seluruh jajaran kepolisian di penjuru Indonesia.
BACA JUGA: Waduh, PPP Mulai Ditinggal Kader di Daerah
"Kapolri perintahkan monitoring khusus yang terindikasi terlibat jaringan ISIS di tiap wilayah, monitoring khusus termasuk jaringan Gafatar perlu dimonitoring khusus," kata Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Anton Charliyan di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (19/1).
Kapolri juga menegaskan bahwa seluruh jajarannya agar turut berperan dalam hal pencegahan aksi teror di daerah masing-masing. Kapolri, dikatakan Anton, tidak ingin kasus terorisme dibebankan pada Densus 88 Antiteror saja.
BACA JUGA: Sudah Lima Kali Ratas, Dualisme di Batam Tak Kunjung Tuntas
"Perintah Kapolri dalam penanganan teroris seluruh jajaran pospol, polsek, polres, polda, ikut terjun. Enggak hanya dibebankan ke Densus," terangnya.
Anton mengungkapkan, bahwa pihaknya menerima ancaman akan adanya bom di Bali. Ini disampaikan oleh seseorang yang mengaku satu jaringan dengan teroris bom di Sarinah.
BACA JUGA: Kemendagri: Gafatar Tersebar dari Aceh Hingga Maluku
"Ancaman di Buleleng, berupa tulisan atau surat yang disampaikan oleh orang tidak dikenal pakai motor, intinya dia bilang kami dari jaringan yang beraksi di Jl Thamrin sudah sampai di Bali. Untuk penyelidikan mendalam kami turunkan tim di Bali," tandas Anton. (mg4/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dikasih Nilai B, Kementerian Agama Pasang Target A
Redaktur : Tim Redaksi