JAKARTA - Serangan bom balas dendam atas kematian Osama bin Laden di pintu gerbang Akademi Constaburaly Frontier, Charsadda membuat aparat di Indonesia meningkatkan kewaspadaanSejak tewasnya pemimpin Al Qaeda 1 Mei lalu, sejumlah strategi antisipasi telah disiapkan polisi untuk mengantisipasi aksi balas dendam lokal
BACA JUGA: Wadirut Merpati Ingin Mundur
"Sore ini memang baru saja ada rapat
BACA JUGA: Densus Amankan Penjaga Sekolah
Siapa saja yang rapat dan lokasinya, tetap dirahasiakanMenurut perwira ini, selain upaya penindakan dengan memburu sisa-sisa jaringan teroris yang masih punya kekuatan, upaya lain juga dilakukan
BACA JUGA: Komnas Minta Percepatan Kasus HAM Masa Lalu
"Misalnya, mencari informasi dengan teman-teman dan sumber-sumber yang mau kooperatif demi negara," katanya.Tentu, identitas orang-orang ini statusnya sangat confidentialSebab, risiko bagi mereka adalah nyawa, baik bagi diri sendiri maupun keluarganya"Jangan dikira teroris tidak punya counter intelijen, mereka juga punya orang-orang yang khusus ditugasi untuk itu," jelasnya
Upaya preventif (pencegahan) lebih diperkuat karena aparat anti teror (BNPT dan Polri) tak ingin ada aksi yang membawa korban baik jiwa maupun fisik"Teman-teman yang bergerak di lapangan itu ada atau tidak ada bom di Pakistan terus bekerja, 24 jam sehari, tujuh hari seminggu," katanya
Di Densus 88 Mabes Polri ada sub detasemen intelijen yang terdiri dari tiga unitYakni unit deteksi, unit analisis, dan unit kontraintelijenMereka diberikan wewenang untuk menjalankan tugasnya semaksimal mungkinTermasuk dengan tidak perlu berpakaian seragam, hadir di kantor, maupun berpenampilan berbeda dibandingkan seperti polisi pada umumnya yang lazimnya rapi, rambut pendek, tanpa jenggot, dan sebagainya
Secara terpisah, di Mabes Polri, Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Anton Bachrul Alam menjelaskan, Densus 88 masih mengurai sisa-sisa anggota kelompok M Syarif yang melakukan peledakan di Mapolresta Cirebon"Masih ada upaya dari penyidik di lapangan," katanya
Kamis (12/05) lalu, petugas mengamankan seorang terduga teroris berinisial HB di Mojolaban, Sukoharjo, Jawa TengahHB ditangkap untuk diperiksa selama 7 x 24 jamBelum bisa dipastikan apa peran HB, namun petugas menangkap dengan bukti permulaan yang dianggap cukup"Saya belum bisa jelaskan karena memang masih didalamiNanti kalau sudah positif , kita akan sampaikan," kata Anton.(rdl/iro)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Delapan Menteri Gratiskan Akta Kelahiran
Redaktur : Tim Redaksi