Poppy Dharsono: Pemerintah Kecolongan Terus

Senin, 26 September 2011 – 20:02 WIB

JAKARTA - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Jawa Tengah, Poppy Dharsono, mengaku salut terhadap masyarakat Kota Solo yang tidak terprovokasi dengan peristiwa ledakan bom bunuh diri di Gereja GBIS Kepunton, Solo, Jateng, Minggu (24/9).

“Saya sangat salut terhadap kedewasaan masyarakat Solo yang tidak terprovokasi dan tidak menjadikan kejahatan kemanusian ini sebagai masalah agama dan berakhir dengan kerusuhanSkenario kelompok radikal tertentu untuk menjadikan Solo seperti Temanggung atau Ambon beberapa waktu lalu, saya kira gagal total dengan kedewasaan masyarakat Solo”, kata Poppy Dharsono di gedung DPD, komplek Parlemen, Senayan Jakarta, Senin (26/9).

Menurut Poppy, peristiwa peledakan bom bunuh diri di Solo bukanlah yang pertama di Indonesia

BACA JUGA: DPR Prihatin, Banyak Janda Eks Karyawan BUMN Jual Diri

Sejak Bom Bali I pada tahun 2002 hingga sekarang, berarti sudah hampir 10 tahun masyarakat dicekam teror


Pemerintah/Negara, katanya, seharusnya berkewajiban melindungi warga negaranya dari ancaman teror

BACA JUGA: Banggar Tuntut Presiden juga Diperiksa KPK

Namun, lanjutnya, dalam realitasnya negara/Pemerintah selama ini gagal dalam melindungi warganya
Terorisme dalam bentuk bom bunuh diri terus saja berlangsung baik dalam skala besar (high explosive) maupun kecil (low explosive).

"Aparat keamanan selalu saja kecolongan sehingga peristiwa Bom Bunuh diri selalu berulang terjadi di tanah air

BACA JUGA: Muhaimin Yakin Tak Dicopot

Fakta ini tentu menjadi pertanyaan besar kita bersama"Sampai kapan perilaku dan tindakan teror oleh kelompok tertentu ini ditoleransi oleh Pemerintah?," tanya dia.

Pemerintah, lanjutnya, selama ini terkesan lamban dan tidak tegas dalam menangani terorKebijakan yang diambil lebih bersifat politis dan sesaatSehingga hampir 10 tahun tak kunjung selesai, bahkan ditengarai muncul kader-kader baru dengan usia antara 20-30 tahun"Bahkan pelaku teror di Klaten yang terungkap, masih belia dan berstatus sebagai pelajar SMK," ujar Poppy.

Solusi dari masalah ini sebenarnya sudah jelasNKRISejak awal berdiri, para founding father’s bangsa sudah menegaskan bahwa NKRI adalah bangsa yang ber-Bhineka Tunggal Ika"Artinya tidak boleh ada sekelompok tertentu yang memaksakan kehendak terhadap kelompok lainnya di masyarakat," ujarnya.

Lebih mengerikan lagi, dari dokumen-dokumen yang diungkapkan oleh kepolisian dari rangkaian terorisme di tanah air, tujuan akhirnya adalah penggulingan kekuasaan dan ingin mengganti NKRI dengan NII.

Tentu hal ini, menurut Poppy, tidak bisa ditolerir lagiButuh ketegasan Pemerintah untuk segera menyelesaikan rangkaian teror selama ini di masyarakat.

"Kemiskinan dan kesenjangan ekonomi di masyarakat adalah salah satu pemicu maraknya terorisme di tanah air yang harus segera diselesaikanHal ini dibuktikan sepanjang sejarah pelaku-pelaku bom bunuh diri yang diungkap kepolisian, berasal dari keluarga miskinHimpitan ekonomi memudahkan orang menerima ilusi-ilusi semu yang bisa merugikan masyarakat," tukasnya(fas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ingkari Kesimpulan Raker, Komisi IX Kecewa dengan Muhaimin


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler