Popularitas Bu Ani Masih di Bawah Megawati

Survei Indo Barometer, bila Pilpres tanpa SBY

Minggu, 05 September 2010 – 12:12 WIB

JAKARTA - Pilpres mendatang memang masih jauhMeski begitu, wacana terkait kemungkinan kandidat capres yang akan bertarung pada 2014 tetap menjadi isu menarik untuk dicermati

BACA JUGA: Gubernur Bantah Ganjal SK H2O

Apalagi, SBY yang sudah menjabat dua periode dipastikan terhalang konstitusi untuk kembali maju sebagai presiden
Selain itu, SBY sudah menegaskan tak akan maju lagi.

Dua nama yang belakangan terdengar santer sebagai kandidat capres dari Partai Demokrat pasca SBY adalah Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum dan Ibu Negara Ani Yudhoyono

BACA JUGA: DPD Dukung Sri Sultan Gubernur DIJ

Tentu saja, pada akhirnya, tingkat popularitas dan elektabilitas masing-masing tokoh yang akan menentukan
Dalam konteks itu, lembaga survei Indo Barometer baru merilis temuan survei terbarunya yang cukup menarik.

''Tingkat keterpilihan Anas maupun Ani Yudhoyono relatif masih rendah dan kalah jika dibandingkan dengan sejumlah tokoh lain,'' kata Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari di Jakarta kemarin (4/9)

BACA JUGA: Hanura-Gerindra Tolak Gedung Mewah DPR

Melalui survei yang diselenggarakan pada 9-20 Agustus 2010 itu, Indo Barometer menguji tingkat elektabilitas Anas Urbaningrum dan Ani Yudhoyono secara terpisah dengan sembilan tokoh yang dipandang juga berpotensi menjadi kandidat capres.

Kesembilan nama lain itu adalah para ketua umum partai dan ormasMereka adalah Megawati Soekarnoputri (Ketum PDIP), Aburizal Bakrie (Golkar), Prabowo Subianto (ketua Dewan Pembina Partai Gerindra), Wiranto (Ketum Partai Hanura), Muhaimin Iskandar (Ketum PKB), Surya Paloh (Ketum Nasional Demokrat/Nasdem), Hatta Rajasa (Ketum PAN), Suryadharma Ali (Ketum PPP), dan Luthfi Hasan Ishaaq (Presiden PKS).

''Jadi, kami mengajukan dua pertanyaan secara tertutup terhadap sepuluh nama di mana Ani Yudhoyono dan Anas Urbaningrum disebut secara bergantian,'' tutur Qodari.

Hasilnya, saat nama SBY diganti dengan Ani Yudhoyono, tiga besar capres yang paling banyak dipilih adalah Megawati (21,8 persen), Prabowo Subianto (15,5 persen), dan Wiranto (8,7 persen)''Ani Yudhoyono hanya di urutan enam dengan 3, 4 persen,'' katanya.

Sewaktu nama SBY diganti dengan Anas Urbaningrum, lanjut dia, hasilnya juga tidak terlalu jauh berbedatiga besar capres yang paling banyak dipilih tetap Megawati (22,1 persen), Prabowo Subianto (15,9 persen), dan Wiranto (8,8 persen)''Anas duduk di peringkat tujuh dengan 2,6 persen,'' lanjut Qodari.

Namun saat disurvei bila Demokrat menampilkan SBY sebagai calon presiden hasilnya sangat berbedaAndaikan SBY maju lagi, namnya tetap masih yang teratas yakni tingkat keterpilihan mencapai 40,3 persenJauh meninggalkan Mega (15,6 persen) atau Prabowo Subianto (8,0 persen).

Menurut Qodari, karena SBY sudah tak bisa naju lagi, Partai Demokrat masih harus bekerja keras untuk meng -upgrade tokoh -tokohnyaBahkan, Partai Demokrat termasuk terancam tidak punya capres pada pilpres 2014.

''SBY yang paling populer terkena batasan konstitusiSedangkan, Ani Yudhoyono belum tentu mauKalaupun mau, tingkat keterpilihannya masih di bawahAnas juga masih terkendala,'' ungkapnya.

Qodari menambahkan, survei lembaganya tersebut juga membuktikan bahwa tokoh-tokoh muda yang berusia di bawah 50 tahun, seperti Anas Urbaningrum, 41; Luthfi Hasan Ishaaq, 49, dan Muhaimin Iskandar (44 tahun) ternyata masih kalah dari tokoh-tokoh senior.

''Ini warning jugaKita selalu mendorong regenerasi agar yang lama tidak usah maju lagiTapi, faktanya yang tua masih menjual,'' tegas Qodari.

Saat dihubungi, Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Max Sopacua menyatakan tidak mau mengomentari hasil survei tersebutDia beralasan proses menuju Pilpres 2014 masih panjang''Saya tidak akan ngomong soal pilpres duluBiarlah sampai 2013,'' katanya.

Max hanya menyampaikan pemimpin baru pasti akan muncul dengan sendirinya pada waktunya nanti''Salah kalau sekarang mereka-reka,'' tandas anggota komisi I DPR itu(pric4/tof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Popularitas Turun, Pemerintah Tak Usah Alergi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler