jpnn.com - SURABAYA – Perbankan tengah gencar mendapatkan likuiditas, memenuhi ketentuan pembatasan bunga simpanan, dan mendongkrak penyaluran kredit.
Salah satu caranya adalah dengan mengejar simpanan berbunga murah (current account and savings account/CASA) dan mengurangi porsi deposito.
BACA JUGA: Jual 2 Produk Andalan, Sinarmas MSIG Gandeng Bank Sinarmas
Area Manager Bank Mega Surabaya Yos Sudarso Liza Chunady menyatakan, pihaknya menarik dana pihak ketiga (DPK) dalam bentuk tabungan dan giro.
Hingga November, dana masyarakat yang dikelola di kawasan Jatim-Bali-Nusa Tenggara mencapai Rp 5,8 triliun.
BACA JUGA: Pemerintah Izinkan Asing Bangun Kilang, Ini Syaratnya
Capaian tersebut kurang dari lima persen atau sekitar Rp 300 miliar dari target hingga akhir tahun, yakni Rp 6,1 triliun.
’’Kami optimistis terealisasi dengan program undian Mega Super Vaganza,’’ jelasnya.
BACA JUGA: Indeks Saham Sektor Pertambangan Melesat 65,55 Persen
Program itu ditargetkan menyumbang DPK 15–20 persen.
Upaya mengurangi dana mahal mulai membuahkan hasil.
Porsi deposito kini mencapai 64 persen atau turun tipis jika dibandingkan dengan 68 persen pada tahun lalu.
Pada 2020, komposisi diharapkan menyentuh 40 persen deposito dan 60 persen tabungan-giro.
’’Kami juga memberikan edukasi kepada masyarakat, terutama nasabah-nasabah baru,’’ katanya.
Bank mengarahkan nasabah yang ingin mendapatkan return lebih tinggi daripada bunga deposito untuk membeli obligasi ritel Indonesia (ORI), sukuk, atau produk investasi lain.
Bank juga menyiapkan produk yang bisa memberikan peluang bagi nasabah untuk membagi dana ke produk tabungan atau simpanan berjangka.
Misalnya, 80 persen deposito dan 20 persen tabungan. (res/c5/noe)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penjual Investasi Bodong Makin Menggila
Redaktur : Tim Redaksi