PPnBM Blackberry Tak Akan Efektif

Sabtu, 10 September 2011 – 01:31 WIB

JAKARTA - Usulan Menteri Perindustrian M.S Hidayat untuk mengenakan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) terhadap Blackberry akan sulit dilakukanKebijakan tersebut bakal tidak efektif dan cenderung mengganggu iklim investasi di tanah air.

Dirjen Bea dan Cukai Kementrian Keuangan Agung Kuswandono mengatakan pengenaan PPnBM terhadap produk telekomunikasi yang tidak membangun pabrik di dalam negeri, mesti dikaji efektivitasnya

BACA JUGA: Wisman Malaysia Tetap Tertinggi

"Jangan-jangan dikenakan itu malah mereka (Research in Motion/produsen Blackberry) enggak masuk kan," kata Agung di Kantor Kementrian Keuangan, Jakarta, Jumat (9/9).

Aturan PPnBM mengharuskan perlakuan yang tidak diskriminatif antara produk impor dan dalam negeri
Sehingga, jika Blackberry dikenai PpnBM, apabila kelak diproduksi di Indonesia, tetap dikenakan PPnBM

BACA JUGA: Beras Impor Numpang Lewat di Jatim

Bentuk disinsentif yang paling tepat adalah bea masuk


Artinya, jika tidak ingin dikenai bea masuk, mesti membangun pabrik di negara target pasar

BACA JUGA: Ekspor Nanas Jalan Lagi

Namun, saat ini bea masuk untuk produk telekomunikasi sudah nolSehingga bea masuk tidak bisa digunakan sebagai disinsentif fiskal"Iya karena sudah nolSudah liberal, perdagangan bebas," kata Agung.

Agung berpendapat, seharusnya insentif non fiskal lebih dikedepankan"Saya lebih cenderung iklim usahanya yang dibenahiBagaimana pengadaan lahannya jelas berapa tahunnya, izinnya jelas, infrastrukturnya jelas, pangsa pasarnya jelas, kepastian hukumnya, penyediaan tenaga kerja, penyediaan energiNanti bangun pabrik listriknya nggak ada ya susah juga kan," katanya.

Menkeu Agus Martowardojo mengatakan, dengan perjanjian kawasan perdagangan bebas, bisa terjadi ada perusahaan yang membangun pabrik di negara lain, dengan tujuan pasar Indonesia"Kalau FTA (kawasan perdagangan bebas) tidak ditindaklanjuti dengan baik dalam program aksi yang kongkret dan jelas, membuat posisi Indonesia relatif lemah," kata Agus

Sebelumnya, Menteri Perindustrian M.S Hidayat mengatakan pemerintah bakal membuat disinsentif terhadap masuknya barang konsumsi yang tidak diproduksi di IndonesiaKebijakan tersebut diharapkan bisa merangsang investasi di IndonesiaPemerintah mengeluhkan langkah produsen Blackberry, Research in Motion (RIM), yang memilih mendirikan pabrik di MalaysiaPadahal, Indonesia merupakan salah satu pasar Blackberry terbesar(sof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Batas Bawah Bunga PUAB Diperlebar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler