PPP: Ekonomi Indonesia 2012 Masih Kuat

Rabu, 28 Desember 2011 – 14:02 WIB
JAKARTA - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yakin ekonomi Indonesia pada 2012, masih cukup kuatKetua DPP PPP Bidang Ekonomi, Aunur Rofiq, menegaskan hal itu ditandai dengan berbagai fakta perekonomian Indonesia pada tahun 2011 yang menunjukkan kinerja cukup menggembirakan.
Menurut Aunur Rofiq, pertumbuhan ekonomi tahun 2011 diperkirakan dapat mencapai 6,5 persen dengan tren inflasi yang menurun.

Inflasi Indeks Harga Konsumen pada November 2011 tercatat sebesar 0,34 persen (month to month) atau 4,15 per year on year (yoy)

BACA JUGA: Penggunaan BBM PLN Turun

"Nilai tukar cenderung stabil dan kinerja neraca pembayaran tahun 2011 mencatat surplus yang cukup besar, meski terdapat tekanan pada semester II-2011," kata Aunur, Rabu (28/12).

Dia menilai, dari sisi kinerja perbankan tetap terjaga dengan penyaluran kredit yang cukup tinggi, meskipun terjadi gejolak di pasar keuangan akibat pengaruh global
Rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) berada jauh di atas minimum 8 persen dan terjaganya rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) gross di bawah lima persen

BACA JUGA: CKRA Lirik Sektor Pertambangan

Sementara itu, pertumbuhan kredit hingga akhir Oktober 2011 mencapai 25,7 persen (yoy) dengan kredit investasi sebesar 31,1 persen (yoy), kredit modal kerja sebesar 24,7 persen (yoy), dan kredit konsumsi sebesar 23,8 persen (yoy).

"Dengan kondisi fundamental yang cukup baik ini, ketahanan ekonomi di tahun 2012 masih cukup kuat," kata Aunur menegaskan.

Kendati demikian, PPP mengingatkan ada tiga hal penting yang harus diwaspadai oleh pemerintah
Pertama, kata dia,  memburuknya kondisi ekonomi dan keuangan global akibat berlarutnya pemulihan ekonomi Amerika Serikat dan lambatnya pemulihan krisis Eropa

BACA JUGA: Hari Ini, SBY Resmikan Tiga PLTU di Jawa

"Dampaknya terhadap perekonomian domestik sudah terjadi sejak September dengan terjadinya pelarian modal asing, melemahnya rupiah, naiknya yield obligasi Pemerintah, sampai anjloknya harga saham yang sudah terasa sejak September 2011," jelas dia.

Kedua, lanjut Aunur, terjadinya perlambatan pertumbuhan sebagai dampak dari penurunan harga komoditas internasional yang berdampak pada penurunan kinerja ekspor dan investasi"Kinerja ekonomi Indonesia tahun mendatang akan sangat tergantung pada kemampuan memobilisasi kekuatan domestik," ungkap Aunur.

Ketiga, kata Aunur lagi, masih besarnya kebutuhan untuk penciptaan lapangan kerja dan pengentasan kemiskinanSaat ini tercatat jumlah pengangguran dan penduduk miskin masih relatif besarJumlah penduduk miskin pada tahun 2010 mencapai 31 juta orang atau 13.3 persen dari jumlah pendudukDemikian pula jumlah pengangguran terbuka pada Agustus 2011 mencapai 6,6 persen dari angkatan kerja sebesar 117,4 juta orang.  (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Februari, Tak Boleh Lagi Ada Macet di Pintu Tol


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler