JAKARTA - Para pengurus daerah Partai Gerindra mendesak elite Dewan Pengurus Pusat (DPP) beroposisi dengan pemerintah apabila duet Megawati-Prabowo Subianto kalah dalam pemilu presiden (pilpres)Aspirasi itu mendominasi Rakernas II DPP Partai Gerindra di Hotel Millenium, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (21/7).
Ketua Dewan Pembina DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto mengakui semua DPD memang cenderung menginginkan Gerindra di level pusat bersikap kritis kepada pemerintah
BACA JUGA: Munas Golkar Bisa Dipercepat
Pilihan itu diambil bila KPU menetapkan duet SBY-Boediono sebagai pemenangBACA JUGA: Saksi Mega-Pro Diminta Tolak BAP
Tapi, kami tetap kritis karena masalah ideologi dan mazhab, terutama di ekonomiPrabowo membantah informasi yang beredar bahwa kubu SBY telah mengirim Hatta Rajasa untuk menawarkan kursi menteri kabinet
BACA JUGA: KPU Masih Gantung Kasus Sultra
Dalam pertemuan Prabowo dengan Hatta itu, salah seorang kader Gerindra yang "dilamar" untuk menjadi menteri adalah Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon"Tidak benar itu, saya belum ketemu HattaDari mana kabar ituSaya tidak ditawari apa-apa, walau saya kenal baik beliau (Hatta Rajasa, Red)," cetusnyaWakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon juga membantah kabar itu"Ada-ada saja, dari mana sumbernya," elak Fadli lantas tertawa"Nggak lah, kami akan oposisi," imbuhnya.
Menurut dia, opsi tersebut menjadi aspirasi mayoritas DPD GerindraMereka menginginkan Gerindra menempuh jalan oposisi di DPR Senayan"Mengoposisi berbagai kebijakan pemerintah yang nggak sesuaiApalagi, kalau menterinya penganut neolib, pasti bertentangan," tegasnya.
Ketua Dewan Penasihat Partai Gerindra Moerdiono menambahkan, bersikap kritis berarti peka terhadap kebijakan pemerintah"Dilihat apakah benar atau tidak," katanyaBerarti bisa sambil memiliki menteri di kabinet? "Nggak perlu menteri," jawabnya singkat.
Moerdiono juga mengkritisi perolehan 4,7 juta suara Partai Gerindra dalam pemilu legislatifDia mengingatkan jumlah pemegang kartu tanda anggota (KTA) Partai Gerindra lebih dari 10 juta"Itu berarti ada 5,3 juta pemegang kartu yang tidak mencontrengWah, luar biasa kalau itu disebabkan tidak boleh memilih," katanya.
Meski begitu, Moerdiono menyatakan tetap optimistisSebagai parpol yang baru lahir, Gerindra mampu meraup 4,7 juta suara"Itu saja sudah luar biasa," tandas mantan Mensesneg tersebut(pri/agm)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tragedi Bom Jangan Dipolitisasi
Redaktur : Tim Redaksi