jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Ziyad Falahi menilai, isu yang diangkat calon presiden Prabowo Subianto soal kekayaan Indonesia hanya dinikmati segelintir orang.
Hal itu dianggap tidak akan efektif memengaruhi elektabilitas pasangan capres nomor urut 02 tersebut di Pilpres 2019.
BACA JUGA: Sepertinya Kubu Jokowi dan Prabowo Sama-sama Bikin Blunder
Alasannya, isu tersebut sudah jauh-jauh hari dikemukakan dan bukan hanya Prabowo yang mengungkapkan hal tersebut.
"Bukan berarti masyarakat tidak setuju dengan isu itu, tapi masyarakat menganggap realisasi narasi agung nasionalisasi dan ekonomi kerakyatan (yang diusung Prabowo) terlalu ambisius," ujar Ziyad kepada JPNN.
BACA JUGA: Pembelaan Romi untuk Presiden Jokowi soal Suramadu
Direktur Pusat Kajian Survei Opini Publik ini menilai, lebih baik Prabowo menyampaikan hal-hal yang spesifik terkait kebutuhan masyarakat dalam kampanyenya.
Misalnya, saat Presiden Joko Widodo menggratiskan penggunaan jembatan Suramadu, tim Prabowo harus lebih kreatif menggagas ide terobosan.
BACA JUGA: Maruf Amin Usulkan Ada Kementerian Pesantren
"Jika Prabowo-Sandi terpilih berani enggak menggratiskan tol seluruh Indonesia. Saya kira hal-hal seperti ini yang ddibutuhkan. Ibarat kompor, tentu akan membuat kubu Jokowi panik," ucapnya.
Ziyad juga menilai, jika kubu Jokowi menilai usulan menggratiskan penggunaan jalan tol tidak masuk akal, maka kubu Prabowo tinggal menyebut langkah Jokowi menggratiskan jembatan Suramadu.
"Kan tinggal dijawab, kenapa nanggung hanya menggratiskan jembatan Suramadu saja. Biar adil, dan makmur, jalan tol jangan mahal diturunkan atau gratis saja," pungkas Ziyad.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Alasan Jokowi Gratiskan Tol Suramadu Bernuansa Kampanye?
Redaktur & Reporter : Ken Girsang