JAKARTA - Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto mengajak para guru besar yang berada di kampus-kampus untuk ikut memikirkan nasib bangsaPrabowo berharap para guru besar, dengan bekal integritas keilmuan yang dimiliki, berani bersuara untuk menyatakan bahwa sistem perekonomian yang dianut bangsa ini adalah salah.
"Saya belum pernah mendengar ada profesor ekonomi yang mengatakan sistem ekonomi kita salah dan perlu diubah," ungkap Prabowo dalam orasinya pada acara peluncuran buku 'Membangun Kembali Indonesia Raya, Haluan Baru Menuju Kemakmuran' di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Kamis (12/3).
Lebih lanjut Prabowo melontarkan kritik terhadap para guru besar, terutama guru besar bidang ekonomi
BACA JUGA: KPK Tak Hiraukan Dalih Hadi Djamal Soal Dana Kampanye
Prabowo menilai, para guru besar cenderung menerima begitu saja kondisi bangsa Indonesia yang diperlakukan hanya sebagai penyedia bahan baku, penyedia tenaga kerja, dan pasar bagi pemilik modal asing."Telah terjadi di kalangan elit intelektual kita suatu penyerahan diri
BACA JUGA: JK: Beda Partai Nasionalis dan Agamis Kian Tipis
Seolah menerima takdir bahwa bangsa ini memang bangsa miskin, hanya boleh menjadi tenaga kerja, hanya boleh menyiapkan bahan bakuBACA JUGA: UU Pornografi Dipersoalkan di MK
Mari turun gunung untuk memperbaiki bangsaKalau profesor-profesor kita tidak mau turun gunung, takut, tak menunjukkan arah yang benarSaya sangat khawatir," ungkap Prabowo di hadapan lebih 500-an hadirin.Dia juga menyesalkan minimnya jumlah guru besar di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FE UI) yang punya paham ekonomi kerakyatan"Mereka masih terkagum-kagum dengan paham neo liberalisme," ungkap putra pendiri FE UI, Sumitro Djojohadikusumo itu.
Pada sisi lain, pria kelahiran 1951 itu menyoroti buruknya perhatian pemerintah terhadap nasib para guru besarKata Prabowo, gaji profesor lebih rendah dibanding pendapatan penyanyi dangdut"Juga kalah dengan gaji-gaji satpam di Kalimantan," kata Prabowo.
Pada acara tersebut, Prabowo menggugah semangat hadirin untuk melakukan perubahan bangsa iniDia yakin, upaya itu bakal berhasil dan bangsa ini bakal mampu mengakhiri nasibnya sebagai bangsa kacungLulusan Akabri 1974 itu menguraikan panjang lebar mengenai sejarah peradaban bangsa ini, dimana pernah berjaya pada masa Majapahit, atau pun Sriwijaya.
"Banyak juga kasultanan-kasultanan di Sulawesi Selatan, Aceh, yang punya armada cukup besar dan punya pengaruh di tingkat internasionalTermasuk juga kerajaan-kerajaan besar di Sumatera, seperti Deli dan Langkat," ucapnya, seraya menyebut candi Borobudur dan Prambanan sebagai bukti peninggalan kejayaan peradaban masa lalu(sam/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jelang Pemilu, Partai dan Rakyat Saling Peras
Redaktur : Tim Redaksi