Prada DP Selalu Menangis Setiap Sidang, Hakim: Sebagai Tentara Jangan Cengeng

Jumat, 16 Agustus 2019 – 16:30 WIB
Terdakwa Prada DP terlihat menangis saat di persidangan. Inzet: Foto korban Vera Oktora. Foto: Julheri/ist/SUMEKS.CO/jpg

jpnn.com, PALEMBANG - Prada Deri Permana (DP), terdakwa kasus pembunuhan dan mutilasi pacarnya, Vera Oktora, selalu menangis setiap persidangan digelar.

Terdakwa juga kembali menampakkan tampang cengengnya saat sidang digelar di Pengadilan Militer I-04 Palembang, Kamis (15/8). Bahkan tangisannya lebih kencang.

“Sebagai tentara terdakwa harus kuat, bersikap ksatria,” tegas hakim ketua Letkol CHK Muhammad Kazim SH.

BACA JUGA: Terungkap di Sidang, Prada DP Mengelabui Vera Seolah Baru Pulang dari Pendidikan Militer

BACA JUGA: Terungkap di Sidang, Prada DP Mengelabui Vera Seolah Baru Pulang dari Pendidikan Militer

“Terdakwa tentara jangan bersikap seperti anak-anak, jangan nangis dulu, kalau menangis nanti salah lagi. Tahan dulu!”

BACA JUGA: Bantah Isi BAP, Prada DP Diduga Ingin Kaburkan Motif Pembunuhan Berencana

Menurut hakim, sikap cengeng terdakwa itu bisa menguntungkan, tapi bisa juga jadi bumerang.

“Orang bisa simpati, tapi juga bisa menyangka terdakwa hanya berpura-pura, ” cetusnya.

BACA JUGA: 7 Pembunuh Pelajar di Waduk Surin Ditangkap, 6 Pelakunya Masih di Bawah Umur

Hakim anggota, Letkol SUS Much Arif Zaki Ibrahim SH juga mengingatkan terdakwa bahwa keterangan yang diberikan terdakwa dengan menangis, bisa membuat majelis hakim sulit menangkap apa yang terdakwa terangkan.

“Jika kita salah menangkap (keterangan) terdakwa jelas akan merugikan terdakwa sendiri,” ungkapnya.

Sikap cemen terdakwa sangat bertolak belakang dengan gambaran aksinya ketika ingin melenyapkan jasad Vera. Di muka sidang Prada DP selalu menyebutnya dengan ‘cara menghilangkan jejak’.

Di kamar 06 Hotel Sahabat Mulya pada 8 Mei 2019 di Sungai Lilin, Prada DP beraksi memotong tangan kekasihnya itu setelah menjadi mayat.

Upaya memotong tangan kanan mayat Vera berlangsung alot. Gergaji yang digunakan sampai dua kali patah.

Satu gergaji ‘berkarat’ diambil terdakwa dari gudang hotel dan satu gergaji lagi sengaja dibelinya di pasar.

Tak hanya berhenti sampai disitu, setelah gergaji terakhir patah, terdakwa kembali membeli gergaji lagi dan kampak kecil.

Namun kedua alat ini tak jadi digunakan, karena terdakwa lebih memilih membakar mayat Vera.

Untuk melancarkan aksinya, terdakwa bahkan minta nasihat pamannya Dodi, dan bukan kebetulan, Dodi ternyata juga tinggal di Sungai Lilin dan jarak rumahnya sangat dekat dengan Hotel Sahabat Mulya.

BACA JUGA: PS Tira Persikabo vs Bali United: Aksi Unik Suporter Tuan Rumah Curi Perhatian

Dodi saat ini kabur entah kemana. Oditur militer, Mayor CHK Darwin Butar Butar SH dan Mayor CHK Andi Putu SH sudah berupaya memanggilnya untuk bersaksi, namun Kades setempat melaporkan kalau Dodi ‘menghilang’.

Tak hanya Dodi, saksi M Hasanudin yang membawa terdakwa ‘kabur’ ke Serang, Banten juga raib.

Tak kalah mengejutkan, teman Dodi yang ikut membantu dan menyarankan terdakwa Prada DP agar membakar jasad Vera di Hotel juga dikabarkan meninggal dunia.

Seperti diwartakan, pada 8 Mei 2019 Prada DP keluar dari Penginapan Sahabat Mulia di Jalan PT Hindoli, Sungai Lilin setelah membunuh kekasihnya, Vera Oktora.

BACA JUGA: Potret Ayu Alamanda, Paskibraka Cantik yang Pimpin Upacara di Istana

Mayat kasir Indomaret Jensu 3 Palembang itu baru ditemukan petugas hotel pada, Jumat (10/5) sekitar pukul 11.00 WIB dalam kondisi menggenaskan dengan tangan termutilasi.

Setelah buron sekian lama, Prada DP akhirnya menyerahkan diri pada anggota Den Intel Kodam II Sriwijaya dan Denpom II/4 di Padepokan Monghiang yang dipimpin Abuya Haji Sar’i di Serang Banten, Kamis (13/6/2019). (jul)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Detik-Detik Pemuda Penuh Tato Bunuh Teman saat Hendak Salat


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler