Amerika Serikat mengatakan saat ini tidak memiliki informasi baru terkait seorang tentaranya, Travis King, yang menyeberang ke Korea Utara setelah melarikan diri dari bandara dan ikut tur ke zona demiliterisasi di Panmunjom.
Travis King sedianya akan dipulangkan ke Texas untuk mendapatkan hukuman disiplin tambahan setelah dia dibebaskan dari dua bulan tahanan di penjara Korea Selatan.
BACA JUGA: Dunia Hari Ini: Penembakan di Selandia Baru Tewaskan Tiga Orang, Termasuk Pelaku
Namun dia berhasil melarikan diri dari bandara, kemudian menyeberang perbatasan dan sekarang diperkirakan ditahan oleh Korea Utara.
Menurut polisi Korea Selatan, King sudah menghabiskan masa tahanan selama dua bulan di penjara lokal dengan tuduhan penganiayaan dan dibebaskan tanggal 10 Juli.
BACA JUGA: Lompat Tali Berpotensi Jadi Cabor Olimpiade di Masa Depan
Tidak banyak yang diketahui tentang motif King melakukan hal tersebut atau keadaannya di Korea Utara, yang dikenal sebagai negeri yang sangat tertutup.
Media Korea Utara belum memberikan komentar mengenai kasus tersebut.
BACA JUGA: Kapal Selam AS Tiba di Korsel, 2 Rudal Korut Meluncur
Pejabat AS terus mencari informasi"Kami semua di sini, di Departemen Luar Negeri dan di PBB, berusaha bekerja sama dalam masalah ini untuk mendapatkan informasi mengenai keberadaan Prajurit King," kata juru bicara Deplu AS, Matthew Miller.
Kepergian King ke Panmunjom dan kemudian menyeberang perbatasan "adalah tindakan sendiri tanpa izin, kata pejabat AS.
Miller mengatakan Deplu AS terus berusaha mencari informasi mengenai kasus tersebut namun saat ini tidak mengetahui keadaannya.
"Saya ingin dengan jelas mengatakan pemerintah sudah dan akan terus secara aktif bekerja memastikan keselamatannya dan memulangkannya ke keluarga," katanya.
Dia mengatakan Pentagon, sebutan untuk Departemen Pertahanan Amerika Serikat, sudah menghubungi militer Korea Utara untuk mengetahui keberadaan Prajurit King namun sejauh ini belum mendapatkan jawaban.
Miller mengatakan Washington yang tidak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Pyongyang, juga memiliki jalur lain untuk melakukan komunikasi.
Dia menambahkan bahwa Deplu AS sudah menghubungi sejawat mereka di Korea Selatan dan Swedia untuk mendapatkan informasi mengenai King.'Saya semula menduga temannya membuat video'
Prajurit King sebelumnya diantar oleh tentara AS lainnya untuk menaiki pesawat kembali ke Amerika Serikat.
Dia ditemani sampai pemeriksaan imigrasi dan kemudian dibiarkan sendirian sebelum naik pesawat.
Masih belum jelas bagaimana dia kemudian keluar dari bandara dan ikut tur ke desa Panmunjom.
Sarah Lesli, seorang turis asal Selandia Baru, mengatakan Prajurit King ada dalam rombongan turnya dan datang sendirian.
Dia awalnya berperilaku seperti kebanyakan turis lainnya, membeli sebuah topi dari toko suvenir di sana.
Dia mengenakan pakaian santai, celana jin dan baju kaos.
Di saat tur hampir berakhir dan para turis berdiri dan saling mengambil foto, Leslie mengatakan Prajurit King kemudian "berlari dengan cepat".
"Awalnya saya berpikiran ada temannya yang sedang merekam dia berbuat sesuatu yang lucu atau konyol mungkin untuk Tiktok," katanya.
"Tetapi kemudian saya mendengar salah seorang tentara berteriak "tangkap orang itu".
Dalam beberapa detik saja, ia sudah menyeberang masuk ke perbatasan Korea Utara.Keluarga minta King dipulangkan
Anggota keluarga Prajurit King mengatakan tentara tersebut mungkin sedang mengalami stres karena masalah hukum yang dihadapinya dan kemungkinan dia akan diberhentikan dari militer.
Keluarga menggambarkannya sebagai seorang yang pendiam, yang tidak merokok dan juga tidak minum alkohol dan senang membaca Alkitab.
Prajurit King bangga bisa bertugas bagi negaranya di Korea Selatan dan keluarganya tidak memahami tindakannya menyeberang ke negara seperti Korea Utara yang sudah memiliki sejarah permusuhan panjang dengan Amerika Serikat dan bisa menggunakannya sebagai pion untuk berunding.
"Saya tidak melihat dia sengaja melakukannya kalau dia dalam keadaan waras," kata kakek dari pihak ibu Prajurit King, Carl Gates, kepada The Associated Press.
"Travis adalah orang yang baik. Dia tidak akan melakukan sesuatu untuk melukai orang lain. Dan saya tidak melihat dia mau melukai dirinya sendiri."
Paman Prajurit King, Myron Gates, bertanya-tanya apakah keponakannya sedang mengalami masalah kejiwaan.
"Saya tidak memahami mengapa dia melakukan hal tersebut karena tampaknya dia sedang dalam perjalanan pulang ke Amerika Serikat," kata Myron Gates.
Carl Gates mengatakan cucunya masuk militer tiga tahun lalu karena keinginan menyumbangkan tenaga bagi negaranya dan karena dia "ingin melakukan sesuatu yang baik untuk dirinya".
"Dia orang baik, pendiam," kata Gates. "Dia tidak pernah menyusahkan orang lain."
Ibu prajurit King, Claudine Gates, mengatakan kepada wartawan bahwa yang diharapkannya adalah putranya bisa segera pulang.
"Saya hanya ingin dia kembali," katanya dalam sebuah video yang diposting stasiun televisi Milwaukee WISN.
Kakek Prajurit King menyerukan kepada pemerintah Amerika Serikat untuk membantu menolong cucunya.
"Kita adalah Amerika Serikat. Kita membuat semua hal terjadi. Kalau mereka bisa membawanya keluar dari sana, kami sebagai keluarga akan sangat menghargainya," katanya.
Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ilmuwan Gunakan Teknologi AI untuk Lacak Populasi Penyu dan Dugong di Pesisir Australia Barat