BACA JUGA: AMQ Klaim Dukungan Indonesia Timur
Perbedaannya terletak pada bagaimana partai terkait mengatasi permasalahan jika KKN-nya terungkap."Semua partai pasti pernah menghimpun dana dengan pendekatan kekuasaan, dan memperjualbelikan proyek-proyek pemerintahan," ujar Arbi, ketika dihubungi wartawan, Rabu (25/5).
Cara-cara memperjualbelikan proyek tersebut, lanjut Arbi, berkorelasi dengan cara-cara kader partai untuk mendapatkan posisi elit di partainya
BACA JUGA: Incar Pemilih Pemula, Golkar Gelar Try Out SNM-PTN
Ketika posisi elit sudah diperoleh, maka langkah berikutnya untuk membesarkan partai, dengan sendirinya harus mendapatkan dana dengan cara memperjualbelikan proyek," ungkapnya."Kalau memang bangsa dan negara ini punya komitmen untuk memutus korelasi KKN parpol dengan proyek-proyek, maka jalan keluarnya, negara harus menanggung biaya politik yang dibutuhkan partai, termasuk biaya kampanye
Khusus untuk Partai Demokrat, Arbi melihat bahwa berkembangnya kasus belakangan ini tidak terlepas dari peran internal Partai Demokrat sendiri yang tidak solid
BACA JUGA: Petisi 28 Desak Anggota DPR Nakal Disanksi
Sehingga menurutnya, masing-masing kader parpol tersebut dapat bertindak sendiri tanpa memandang hirarki kepemimpinan partai."Demokrat ini memang agak berbeda dengan partai lainPartai lain tidak mengeroyok kadernya yang terlibat masalahTengok saja PKS maupun GolkarSemuanya samaTapi begitu kadernya terlibat masalah, mereka kompak dan tidak ribut seperti di Partai Demokrat," paparnya.
Elit Partai Demokrat, menurut Arbi lagi lebih jauh, bisa disebut centang-perenangDalam arti, kadang mendukung, kadang menghajar ramai-ramaiKadang melawan, kadang (bisa) patuh.
"Orang seperti Nazaruddin yang begitu muda dan mentah pengalaman, mencoba untuk berperan sebagai mesin duitTapi dia lupa bahwa lingkarannya mayoritas kutu loncatPagi membela Nazaruddin, menjelang siang bisa saja menghajar NazaruddinBeda dengan partai senior lainnyaKapanpun harus membela teman, paling tidak dengan cara gerakan tutup mulut," ungkap Arbi(fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Saan: Ancaman Nazaruddin Tidak Serius
Redaktur : Tim Redaksi