KONFLIK internal yang terjadi antara pihak Rektorat dan Yayasan Universitas Trisakti kini mencapai puncaknyaPetugas juru sita dari Pengadilan Negeri Jakarta Barat bersama dengan pihak Yayasan Usakti, Kamis (19/5) mendatangi kampus Usakti di Grogol, Jakarta Barat untuk melakukan eksekusi
BACA JUGA: Christina Sunardi, Dosen Gamelan di University of Washington, Seattle, AS
Namun eksekusi gagal------------------------
NICHA RATNASARI - JPNN
------------------------
Proses eksekusi yang dilakukan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Barat terhadap sembilan orang yang telah dinyatakan bersalah oleh Mahkamah Agung (MA) melalui keputusan No: 821 K/Pdt/2010 berlangsung cukup tegang
BACA JUGA: Dodong Kodir, 15 Tahun Menekuni dan Menciptakan Alat-Alat Musik dari Limbah
Kesembilan orang tersebut telah dianggap melanggar hukum dan tidak boleh melakukan kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi, antara lain Prof Dr Thobby Mutis, Advendi Simangunsong SH, MHBACA JUGA: Ke Ground Zero Pascatewasnya Osama bin Laden
Drs Imanuel Bonjol Siagian, MHProfDrs Yuswar Z BasriH.I Komang SukarsaHEndar PulunganEndyk M AsrorHein Wangania SH,MH.Sejak pukul 08.00 WIB, beberapa orang yang mengaku sebagai mahasiswa dan para pendukung pihak Rektorat Trisakti nampak memadati Jalan S Parman , khususnya di depan gedung Universitas TrisaktiDengan adanya pemandangan seperti itu, sebagian masyarakat yang melintasi fly over dan yang berada di jembatan penyeberangan di sekitar wilayah kampus tersebut tercengang melihat banyaknya massa yang berkumpul di depan kampusMereka berorasi di atas panggung kecil dengan meneriakkan yel-yel yang berbunyi “Tolak..tolak..tolak Yayasan Trisakti”.
Massa yang berkumpul di depan kampus tersebut masing-masing mengenakan badge di dada kirinya yang bertuliskan “Trisakti Peduli Keadilan”Mereka mengaku, mendukung pihak rektorat Trisakti dan tidak rela jika universitas yang kerap disebut Kampus Pahlawan Reformasi tersebut pengelolaannya diambil alih oleh pihak Yayasan Trisakti.
Orasi penolakan kedatangan pihak PN Jakarta Barat dan Yayasan Trisakti tersebut berlangsung cukup lamaNamun, pada akhirnya pihak PN Jakarta Barat dan Yayasan Trisakti datang menuju pintu gerbang kampus yang terkunci rapat dan dipagari ratusan massa pukul 10.00 WIBKetika rombongan PN berdatangan dan hendak membacakan surat eksekusi, terjadi aksi dorong-dorongan sehingga membuat suasana sedikit ricuh.
Melihat kondisi yang tidak kondusif tersebut, salah satu kuasa hukum pihak rektorat Trisakti, Bambang Widjojanto pun berupaya keras untuk menenangkan massa agar tidak terjadi bentrok antar kedua kubu"Universitas Trisaksti harus dijaga kehormatan dan martabatnya, saya tidak mau ada perbuatan melawan hukum di kampus ini," teriaknya di depan pintu gerbang kampus Trisakti.
Akhirnya, pembacaan surat eksekusi pun dilakukan oleh satu satu pihak PN Jakarta BaratAkan tetapi, tiba-tiba terjadi aksi perampasan surat eksekusi yang sedang dibacakan yang dilakukan oleh orang tak dikenalNamun pihak yayasan mengklaim bahwa orang yang tak dikenal tersebut merupakan salah satu preman yang dibayar oleh pihak rektorat untuk menggagalkan pembacaan surat eksekusi.
Kejadian tersebut sontak membuat terkejut seluruh massa kedua kubu, yang mana jumlah pendukung rektorat lebih banyak apabila dibandingkan dengan kubu YayasanAkhirnya, pihak aparat keamanan, yakni personil kepolisian yang berjumlah ratusan orang tersebut langsung bereaksi mengamankan orang tak dikenal tersebut.
Bahkan lebih mengerikan lagi, salah seorang pendukung Rektorat pun terlihat membawa senjata api (senpi) yang diselipkan di celananyaMelihat kondisi itu, polisi juga tak segan-segan langsung cepat mengambil senpi tersebut.
Para mahasiswa dan mahasiswi yang berada di lokasi sempat terlihat panik dan langsung berlarian menjauhi kampusSedangkan mahasiswa dan karyawan Trisakti yang berada di dalam kampus pun juga tidak bisa berbuat banyak dan tidak bisa keluar, mengingat gerbang terkunci rapat“Takut banget kalau sampai rusuh beginiLebih baik pulang aja deh,” ungkap Putri Kencana ketika ditemui JPNN di sekitar lokasi kampus.
Mahasiswi Trisakti Jurusan Geologi semester akhir itu mengaku, jika dirinya datang ke kampus karena ada jadwal kuliah pagi pukul 09.00 WIBTetapi, lanjut Putri, dirinya sempat kaget juga ketika mengetahui bahwa jadwal tersebut diubah dan ditiadakan“Ternyata kuliahnya nggak jadiKatanya dosennya nggak ada,” imbuhnya.
Hal senada juga diungkapkan salah sorang mahasiswi Trisakti lainnya yang enggan menyebutkan namanyaGadis berkerudung hijau dan mengenakan kemeja kotak-kotak tersebut mengatakan, bingung melihat kericuhan di depan kampusnya“Tadi saya sempat bingung ada kericuhan iniSaya memang tahu ada masalah antara kampus dengan yayasan, tapi nggak nyangka aja bakal sampai ribut begini,” tukasnya.
Lalu, gadis itu pun juga memilih menjauh dari wilayah kampus karena khawatir akan terjadi kricuhan lebih parah“Serem banget banyak preman begituNgabur aja deh,” serunya.
Ketika pukul 11.30 WIB akhirnya pihak PN Jakarta Barat dan Yayasan pun mengalah dan memilih mundur karena situasi yang tidak kondusifAkan tetapi, pihak yayasan pun menyerukan kepada wartawan yang berada di lokasi bahwa pihaknya akan tetap meminta dan memaksa pihak PN Jakarta Barat untuk segera melakukan eksekusi“Hari ini (eksekusi) mungkin ditundaTetapi, eksekusi akan tetap dilakukan, karena sudah inkrah,” tegas salah satu kuasa hukum Yayasan Trisakti, Utomo Karim.
Akhirnya, persis menjelang pukul 12.00 WIB secara perlahan massa antara kedua kubu, yakni Rektorat dan Yayasan pergi satu per satu meninggalkan pintu gerbang kampus TrisaktiNamun, masih ada beberapa pihak keamanan dari pihak kampus dan kepolisian masih nampak berjaga-jaga di depan pintu gerbang walaupun jumlahnya tidak begitu banyak seperti sebelumnya.***
BACA ARTIKEL LAINNYA... Agustinus Wibowo dan Petualangan Bertahun-tahun di Afghanistan
Redaktur : Tim Redaksi