Presiden ADB: Asia Pasifik Perlu Paradigma Baru

Senin, 04 Mei 2009 – 11:45 WIB
NUSA DUA-Krisis ekonomi global yang melanda kawasan Asia Pasifik, menyebabkan kawasan ini perlu menyeimbangkan kembali pertumbuhan ekonominya.

Presiden Asian Development Bank (ADB), Haruhiko Kuroda, pada pembukaan Sidang Tahunan ke-42 Gubernur ADB, di Nusa Dua, Bali, mengatakan, sangat penting untuk mendukung upaya-upaya yang dilakukan negara-negara kawasan Asia Pasifik, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kemiskinan“Memang pertumbuhan ekonominya akan turun menjadi 3,4 persen tahun ini, dari angka pertumbuhan tertinggi yang dicapai pada tahun 2007, sebesar 9,5 persen,” jelasnya.

"Diperkirakan krisis akan membuat 60 juta orang di negara berkembang Asia, termasuk 14 juta di China dan 24 juta di India, terjebak dalam kemiskinan absolut tahun ini

BACA JUGA: 2011, Negara di Pasifik Pulih Dari Krisis

Jumlah itu akan bertambah mendekati 100 juta pada 2010," ungkapnya.

Menurut dia, pertumbuhan ekonomi memiliki imbas yang signifikan dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium (MDG)
Setiap penurunan tiga persen poin dalam PDB kawasan pada 2009 akan mengakibatkan 10 juta orang kelaparan, lebih dari 50 ribu anak di bawah lima tahun meninggal dunia, dan dua ribu ibu meninggal saat melahirkan

BACA JUGA: Indonesia Bisa Pinjam Lagi hingga USD 11,9 M

Ini juga akan mengakibatkan penundaan pencapaian target yang berkaitan dengan angka kematian bayi dan kelaparan.

Dewan Gubernur ADB menyetujui peningkatan modal dasar ADB menjadi tiga kali lipat atau 200 persen dari USD55 miliar menjadi USD165 miliar
Peningkatan sebesar 200 persen ini akan memicu kenaikan bantuan ADB yang disalurkan kepada negara-negara yang terkena dampak penurunan ekonomi dunia.

ADB juga membentuk dana sebesar USD3 miliar untuk membantu negara-negara berkembang anggota ADB untuk meningkatkan belanja fiskal secara cepat, dalam rangka menghadapi krisis.

Keputusan pembentukan dana Countercyclical Support Facility (CSF) itu kini menunggu persetujuan dari Dewan Direktur ADB

BACA JUGA: Indonesia Dapat Sumber Hutang Baru

CSF akan menyediakan pinjaman jangka pendek dengan lebih cepat dan lebih murah dibandingkan dengan fasilitas pinjaman program khusus (Special Program Loan/SPL) yang ada saat ini"Dana ini akan tersedia bagi negara-negara anggota ADB yang bisa mendapatkan pinjaman dana komersial (Ordinary Capital Resources/OCR)," paparnya.

Meski demikian, untuk menjaga pertumbuhan jangka panjang, Asia harus menyeimbangkan embali pertumbuhan dengan lebih menekankan pada permintaan dan konsumsi dalam negeri“Dengan demikian, Asia bisa melewati, bahkan memimpin pembangunan baru dan menguntungkan dunia,” tambahnya.(lev/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jelang Pembukaan, Keamanan Pertemuan ADB Diperketat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler