Presiden Jokowi Mengaku Ada yang Membisikinya Tentang Hal ini

Jumat, 20 Agustus 2021 – 18:36 WIB
Presiden Jokowi saat memberikan pengarahan kepada Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) se-Provinsi Jawa Timur di Pendopo Ronggo Djoemeno, Kabupaten Madiun pada Kamis (19/8). (Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden)

jpnn.com, SURABAYA - Presiden Joko Widodo buka-bukaan saat memberikan pengarahan kepada Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) se-Provinsi Jawa Timur di Pendopo Ronggo Djoemeno, Kabupaten Madiun pada Kamis (19/8) kemarin.

Pernyataan presiden tayang di YouTube Sekretariat Presiden pada Jumat (20/8).

BACA JUGA: Hasil Survei: Banyak Juga Yang Tak Puas Dengan Kinerja Presiden

Presiden Jokowi mengatakan sempat dibisiki mengenai kemungkinan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Indonesia dapat melampaui India bila tidak dilakukan pengetatan kegiatan masyarakat.

"Bahkan, tim yang ada di kanan kiri saya (mengatakan) 'Pak Ini kalau tidak bisa dihentikan Agustus akan muncul di 80 ribu (kasus), September itu di 160 ribu (kasus), kalau tidak bisa menghentikan bisa di atas India kita'," ujar Presiden Jokowi.

BACA JUGA: Keren Juga Kalau Pemilu 2024 Gunakan E-Voting, Aman Enggak?

Mendengar masukan tersebut presiden kemudian menyampaikan pesan kepada Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo.

"Saat itu saya sampaikan kepada Panglima TNI dan Kapolri, tidak ada pekerjaan lain yang ada menghentikan ini, jangan sampai melompat (kasus positif) ke 80 ribu, melompat ke 160 ribu, sekali lagi hati-hati mengenai ini," ucapnya.

BACA JUGA: PPHN Tak Pernah Dibahas di Parlemen? Bamsoet: Keliru!

Presiden Jokowi menyebut kasus positif pada 18 Mei 2021 mencapai 3.500 per hari.

"Tetapi begitu muncul di Kudus, begitu muncul di Bangkalan, saat itu di luar dugaan kita. Karena dari deteksi yang kita lihat itu di Jakarta, Indramayu dan di Medan, munculnya di tempat lain karena memang barang ini tidak kelihatan, langsung melompat ke 56 ribu," katanya.

Presiden Jokowi kembali menegaskan bahwa kunci pertumbuhan ekonomi saat ini adalah menurunkan kasus COVID-19.

"Sehingga saya mengharapkan di Jawa Timur karena penduduknya juga sangat besar, semua bertanggung jawab di wilayah masing-masing, kemudian pangdam dan kapolda saya juga minta bergerak semua, Kapolres, Dandim, Danrem agar menyelesaikan terutama yang berkaitan dengan Isoter (isolasi terpusat)," katanya.

Presiden dalam kesempatan tersebut meminta agar isolasi mandiri (isoman) dikurangi.

"Kurangi yang isoman, ditarik ke isolasi yang terpusat. Ini akan sangat mengurangi sekali laju penyebaran, dan yang kedua yang berkaitan dengan vaksinasi agar dipercepat," katanya.

Presiden Jokowi lantas meminta seluruh bupati dan wali kota bila vaksin sudah tersedia agar langsung dihabiskan.

"Setelah datang langsung habiskan secepat-cepatnya, minta lagi. Ini pas di Agustus ini pas karena datang vaksinnya banyak sekali," tambah Presiden.

Presiden mengingatkan agar dalam kondisi pandemi saat ini dibutuhkan kepemimpinan lapangan.

"Bapak ibu semuanya harus tahu persis oksigen kota saya, kabupaten saya habis berapa minggu lagi misalnya, obat-obatan yang tidak siap apa harus tahu hariannya. Jangan sampai itu habis atau terlambat," tuturnya.

Presiden mengakui pekerjaan mengantisipasi virus corona (COVID-19) bukan pekerjaan mudah.

"Tetapi paling tidak kalau kita siap-siap maka responsnya akan berbeda karena kita kalau dibandingkan dengan negara negara lain kita ini termasuk penduduk yang keempat besar di dunia setelah Amerika Serikat," pungkas presiden.(Antara/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler