Presiden Biden Janji Bantu Afghanistan setelah Penarikan Pasukan AS

Selasa, 29 Juni 2021 – 06:01 WIB
Presiden AS Joe Biden (kanan), Presiden Afghanistan Ashraf Ghani (tengah) dan Ketua Dewan Rekonsiliasi Nasional Abdullah Abdullah (kiri) di Gedung Putih, Foto: Susan Walsh/AP

jpnn.com, AFGHANISTAN - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pekan lalu menjanjikan sebuah kemitraan berkelanjutan kepada para petinggi Afghanistan meski dia tengah menarik pasukan AS dari negara itu.

Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dan Abdullah Abdullah, ketua Dewan Tinggi untuk Rekonsiliasi Nasional, bertemu Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin di Pentagon sebelum duduk bersama Biden di Gedung Putih pada pertemuan Jumat sore harinya.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Erick Thohir Dituding Berbohong, Anies Baswedan Diminta Bertindak, Masyarakat Syok

Pada saat yang sama, Presiden Biden mengatakan pasukan AS harus mengambil langkah mundur dari konflik ini.

Biden tidak merinci apa saja yang mungkin diperlukan dalam kemitraan yang disebutnya berkelanjutan itu.

BACA JUGA: Marinir Indonesia dan AS Bebaskan Dubes yang Disandera Teroris di Pagi yang Sepi

"Afghanistan harus memutuskan masa depan mereka," kata Biden dalam sambutan singkatnya di awal pertemuan.

"Kekerasan yang tidak masuk akal harus dihentikan," tambah Biden.

BACA JUGA: Presiden Terpilih Iran Tolak Bertemu Joe Biden

Perang berkepanjangan dengan banyak korban jiwa

Kunjungan para pemimpin Afghanistan ke Washington ini dilakukan saat pemerintahan Biden telah meningkatkan rencana penarikan pasukan AS dari negara itu pada 11 September.

Penarikan pasukan itu untuk mengakhiri perang hampir 20 tahun yang telah memakan banyak korban jiwa.

Lebih dari 2.400 tentara AS tewas dan 20.000 terluka dalam perang sejak 2001, menurut data Departemen Pertahanan. Diperkirakan lebih dari 3.800 kontraktor keamanan swasta AS telah tewas.

Penderitaan bahkan lebih besar untuk Afghanistan dengan perkiraan lebih dari 66.000 tentara negara itu yang tewas dan lebih dari 2,7 juta terpaksa meninggalkan rumah mereka.

Sebagian besar melarikan diri ke Iran.

"Setelah penarikan pasukan selesai, sekitar 650 tentara AS diperkirakan akan tetap berada di Afghanistan untuk memberikan pengamanan bagi para diplomat," kata para pejabat AS kepada The Associated Press.

Beberapa ratus pasukan tambahan Amerika juga akan tetap berada di bandara Kabul, kemungkinan sampai September.

Mereka akan membantu pasukan Turki memberikan keamanan hingga Turki memimpin operasi keamanan di sana.

Kepergian lebih dari 4.000 tentara yang telah berada di negara itu dalam beberapa bulan terakhir berlangsung jauh sebelum batas waktu 11 September.

Penarikan pasukan ini juga terjadi di tengah meningkatnya konflik dengan Taliban, memicu kekhawatiran bahwa pemerintah Afghanistan dan militernya dapat runtuh dalam hitungan bulan. (mcr13/jpnn)


Redaktur & Reporter : Gigih Sergius Agasta

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler