JAKARTA - Peneliti dari Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS), Sukardi Rinakit, menyatakan bahwa paham yang mengatakan bahwa presiden itu harus orang Jawa, justru tidak berasal dari orang JawaPenelitian yang dilakukan justru menemukan paham itu berasal dari luar Jawa.
"Dari penelitian yang dilakukan, justru yang menginginkan pemimpin orang Jawa itu adalah masyarakat dari luar Jawa," kata Sukardi Rinakit, di gedung DPR, Senayan Jakarta, Kamis (27/10).
Dari hasil penelitian tersebut, lanjutnya, juga terungkap alasan Presiden dari Jawa karena orang jawa secara populasi jauh lebih banyak. "Padahal seorang pemimpin itu harus orang Jawa dengan alasan karena orang Jawa itu lebih banyak sesungguhnya tidak tepat dalam menentukan kepemimpinan nasional karena begitu heterogennya warga negara ini," tegas Sukardi.
Lebih lanjut dia mengatakan orang dari daerah lain kalau jadi pemimpin biasanya mengisi "gerbong" yang dipimpinnya dengan orang-orang dari daerah asalnya
BACA JUGA: Pejabat Pemerintah Diminta Lebih Sering Sambangi Perbatasan
"Tapi tidak dengan demikian kalau orang Jawa yang memimpin," tegasnya.Makanya orang non Jawa lebih senang memilih orang Jawa
BACA JUGA: Dua Sengketa Pemilukada di Lampung Diputus Besok
Orang Jawa tidak chauvinistik,” tegasnyaBACA JUGA: Minta Pemekaran Kaltara, Sambangi Politisi Hanura
BACA ARTIKEL LAINNYA... Taufan Diunggulkan jadi Ketum KNPI
Redaktur : Tim Redaksi