Presiden dari Jawa, Suku Lain Lebih Terakomodasi

Kamis, 27 Oktober 2011 – 23:32 WIB

JAKARTA - Peneliti dari Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS), Sukardi Rinakit, menyatakan bahwa  paham yang mengatakan bahwa presiden itu harus orang Jawa, justru tidak berasal dari orang JawaPenelitian yang dilakukan justru menemukan paham itu berasal dari luar Jawa.

"Dari penelitian yang dilakukan, justru yang menginginkan pemimpin orang Jawa itu adalah masyarakat dari luar Jawa," kata Sukardi Rinakit, di gedung DPR, Senayan Jakarta, Kamis (27/10).

Dari hasil penelitian tersebut, lanjutnya, juga terungkap alasan Presiden dari Jawa karena orang jawa secara populasi jauh lebih banyak.  "Padahal seorang pemimpin itu harus orang Jawa dengan alasan karena orang Jawa itu lebih banyak sesungguhnya tidak tepat dalam menentukan kepemimpinan nasional karena begitu heterogennya warga negara ini," tegas Sukardi.
 
Lebih lanjut dia mengatakan orang dari daerah lain kalau jadi pemimpin biasanya mengisi "gerbong" yang dipimpinnya dengan orang-orang dari daerah asalnya

BACA JUGA: Pejabat Pemerintah Diminta Lebih Sering Sambangi Perbatasan

"Tapi tidak dengan demikian kalau orang Jawa yang memimpin," tegasnya.

Makanya orang non Jawa lebih senang memilih orang Jawa
"Rektor di Jawa bisa diisi oleh orang non Jawa, tapi lihat di daerah lain, rektornya harus dari orang daerah itu

BACA JUGA: Dua Sengketa Pemilukada di Lampung Diputus Besok

Orang Jawa tidak chauvinistik,” tegasnya
(fas/jpnn)

BACA JUGA: Minta Pemekaran Kaltara, Sambangi Politisi Hanura

BACA ARTIKEL LAINNYA... Taufan Diunggulkan jadi Ketum KNPI


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler