Presiden Filipina Bujuk Penduduk agar tak Mengungsi

Pertempuran Masih Sangat Sengit

Sabtu, 14 September 2013 – 09:29 WIB

jpnn.com - ZAMBOANGA - Baku tembak antara aparat dan gerilyawan Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) masih berlangsung sengit di Kota Zamboanga. Kemarin (13/9) Presiden Filipina Benigno Aquino III alias Noynoy berkunjung ke kota pelabuhan Pulau Mindanao tersebut.

Sementara itu, beberapa pejabat pemerintah berusaha berdialog dengan MNLF. Noynoy mengimbau penduduk Zamboanga untuk bertahan. Dia berharap warga sipil tidak menyerah atau bahkan mengalah kepada gerilyawan separatis yang sejak Senin (9/9) menebar teror di kota itu. Menurut pemimpin 53 tahun tersebut, pasukan pemerintah cukup tangguh untuk melawan gerilyawan separatis itu. Masyarakat pun bisa mengandalkan militer untuk menjaga keselamatan jiwa mereka.

BACA JUGA: Astronot Pulang sambil Terbang Buta

"Performa pasukan pemerintah dan peralatan pendukung di lapangan sangat bagus," jelasnya dalam jumpa pers di kota berpenduduk terpadat keenam di Filipina itu. Noynoy juga menyatakan bahwa aksi MNLF tersebut tidak mungkin diredam tanpa pertumpahan darah. Karena itu, dia mengimbau pasukan pemerintah agar berhati-hati dalam aksi mereka dan memprioritaskan keselamatan warga.

Pada Selasa lalu (10/9), MNLF menyandera sekitar 200 warga sipil. Mereka lantas menjadikan penduduk Zamboanga itu sebagai tameng manusia. Saat ini, kabarnya, kelompok yang dipimpin Nur Misuari tersebut masih menyandera sekitar seratus warga. Mereka tersebar di enam lokasi berbeda di sepanjang pesisir Zamboanga yang menjadi benteng pertahanan MNLF.

BACA JUGA: Tarik Ulur Upaya Amerika Serikat dan Rusia dalam Konflik Suriah

"Kita tidak bisa tergesa-gesa soal ini," ujar Noynoy mengenai upaya pembebasan sandera. Menurut dia, pasukan pemerintah perlu menyusun strategi yang matang sebelum melancarkan operasi pembebasan sandera di enam lokasi yang berbeda. Tujuannya, tentu saja, supaya operasi pembebasan sandera itu tidak mengakibatkan lebih banyak korban jiwa.

"Pemerintah memang tidak menetapkan batas waktu. Tapi, kami memiliki batasan yang tegas," tegas presiden yang masih lajang tersebut. Jika gerilyawan MNLF sampai melukai sandera atau membahayakan keselamatan mereka, pasukan pemerintah akan langsung bertindak. Noynoy menegaskan bahwa para petinggi militer tahu kapan harus menyerang dan kapan harus bertahan.

BACA JUGA: RSJ Terbakar, 37 Orang Tewas

Sampai hari kelima kemarin, bentrok pasukan pemerintah dan MNLF menewaskan sedikitnya 22 orang. "Lima puluh dua orang terluka dalam serangkaian baku tembak di Zamboanga. Sejauh ini, 19 gerilyawan MNLF telah menyerahkan diri atau berhasil kami bekuk," terang Letkol Ramon Zagala, jubir militer Filipina.

Sementara itu. pertempuran di Kota Lamitan, Pulau Basilan, menewaskan satu orang. Menteri Kesejahteraan Sosial Corazon Soliman mengungkapkan bahwa bentrok di Zamboanga memaksa sedikitnya 24 ribu penduduk untuk mengungsi. Untuk mencegah bertambahnya korban jiwa, pemerintah setempat memerintahkan evakuasi ribuan warga lagi.

"Mereka membakar rumah-rumah warga. Tampaknya, pemberontak memang sengaja menciptakan kekacauan ini agar bisa melarikan diri," tuturnya.
 
Soliman menduga, para pemberontak mulai terpojok. Dengan menciptakan kekacauan di berbagai tempat, mereka bisa mengalihkan perhatian publik dan mencuri waktu untuk kabur. "Mungkin, para pemberontak ini mulai kehabisan persediaan makanan," ucapnya. Karena itu, pemerintah sengaja mengevakuasi warga agar pasukan bisa berkonsentrasi untuk memburu para gerilyawan. (AFP/AP/hep/c16/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pangeran William Pensiun Dini


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler