jpnn.com - JPNN.com - Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan perdananya ke perbatasan Motaain, dua tahun silam.
Presiden cerita, ketika itu dirinya sangat malu saat melihat kondisi fisik bangunan pos lintas batas negara (PLBN) Motaain dan fasilitas pendukungnya.
BACA JUGA: Kok Data Jumlah TKA Beda Jauh? Patut Dipertanyakan
Penampilan fisik bangunan dan sarana prasarana pendukung seperti meja dan kursinya saat itu jauh lebih buruk dari PLBN milik Timor Leste yang jaraknya sangat dekat dengan PLBN Motaain.
"Dua tahun yang lalu, bulan Desember saat saya datang ke Motaain, saya ingat betul kondisi bangunan PLBN yang ada di sini (Motaain-red). Kalau dibanding dengan pos lintas batas negara yang ada di sebelah (Timor Leste, red) betul-betul saya sangat malu. Kantornya kalau dibanding kantor kelurahan, lebih bagus kantor kelurahan. Saya masuk di dalamnya, kok semuanya jelek," ungkap Jokowi saat meresmikan gedung kantor PBLN Motaain, Belu, Rabu (28/12).
BACA JUGA: Jokowi Bilang, Tenaga Kerja Asing Hanya di Awal Proyek
Jokowi mengaku bingung dengan kondisi fisik PLBN Motaain saat itu. Pasalnya, PLBN Motaain sebagai pintu keluar masuk ke wilayah Indonesia sekaligus garda terdepan Indonesia, namun penampilannya cenderung meremehkan harga diri, wibawa dan martabat bangsa Indonesia di mata negara tetangga saat itu.
"Ini masalah kebanggaan, masalah wajah kita, bukan hanya wajah NTT tapi wajah Indonesia, maka saat itu juga saya langsung perintahkan Menteri PU. Saya beri waktu paling lambat dua minggu untuk runtuhkan bangunannya dan segera bangun baru. Saat itu saya beri waktu dua tahun kepada Menteri PU harus selesai dan bangunannya lebih dari yang di sana (PLBN Timor Leste, red), termasuk PLBN Entikong. Itu saja perintah saya waktu itu," kisah Jokowi di hadapan Menteri PU, Mendagri, Gubernur NTT Frans Lebu Raya dan para pejabat negara yang hadir pada acara tersebut.
BACA JUGA: Presiden Jokowi: Jadi Saya Ingatkan Lagi...
Menurut Jokowi, kondisi awal PLBN Motaain dua tahun lalu sama persis dengan PLBN Entikong. Padahal negara memiliki anggaran yang cukup untuk membangun gedung PLBN yang mewah demi mempertahankan kebanggaan, nasionalisme, harga diri martabat bangsa Indonesia.
"Sebagai bangsa yang besar kita lupa hal-hal seperti itu. Buat saya tidak,. Kalau kita nggak punya uang ngak apa-apa, tapi kita punya duit. Kalau hanya membangun dengan anggaran seratus dua ratus miliar ripuah, kita punya uang. Saya tanya menteri PU, katanya bangunan PLBN Motaain sampai saat ini hanya habiskan anggaran Rp 82 miliar kok," beber Jokowi.
Presiden mengaku sangat puas dan bangga dengan penampilan gedung dan sarana prasarana lain yang dimiliki PLBN Motaain.
Jokowi minta agar kehadiran PLBN Motaain tidak sekadar sebagai pos semata, namun ke depan perlu menjadi kawasan ekonomi baru bagi masyarakat NTT utamanya Kabupaten Belu.
"Saya perintahkan tahun depan selesaikan urusan pasar tradisionalnya untuk urusan masyarakat, sehingga masyarakat bisa masuk untuk menjual hasil pertaniannya dan lain sebagainya," tegas Jokowi.
NTT menurut presiden sangat potensial, namun dibatasi oleh masalah ketersediaan air. Karena itu pemerintah pusat telah membangun sejumlah waduk maupun embung di wilayah NTT untuk mendorong pemanfaatan potensi alam yang dimiliki masyarakat NTT saat ini.
"Kalau ketersediaan airnya mencukupi saya yakin masyarakat NTT akan berkembang lebih baik di masa-masa mendatang. Masyarakat bisa tanam jagung, bawang dan aneka holtikultura lain," ujarnya.
Presiden juga memerintahkan Menteri Agraria agar menyediakan sertifikat tanah seperti Prona dan jenis sertifikat tanah gratis sebanyak-banyaknya kepada masyarakat NTT guna menjamin status hukum tanah yang dimiliki masyarakat.
"Terakhir saya minta kepada Imigrasi, Bea Cukai layani masyarakat sebaik-baiknya. Jangan sampai ada pungli. Hati-hati kalau saya sudah ngomong ini, pelayananmu harus diperbaiki jangan sampai hanya fisik bangunannya yang megah tanpa diimbangi dengan mutu pelayanan yang megah pula," tandas Jokowi.
Selain meresmikan PLBN Motaain Belu, presiden juga meresmikan PLBN Motamasin di Kabupaten Malaka.
Dari Atambua, presiden dan rombongan menggunakan helikopter ke Motamasin dan disambut Bupati Malaka Stefanus Bria Seran serta jajaran.(ogi/cel)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Politikus Gerindra Tulis Surat untuk Presiden
Redaktur & Reporter : Soetomo