Presiden Kecam Aksi Intoleransi di Yogyakarta

Senin, 02 Juni 2014 – 19:56 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Peristiwa intoleransi terhadap umat Katolik di Sleman, DIY pekan lalu turut mendapat sorotan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Melalui akun twitternya @SBYudhoyono, Presiden mengingatkan kembali masyarakat untuk saling menghormati kebebasan beragama.

"Menanggapi penyerangan umat Katolik di Sleman, saya tidak bosan ingatkan agar semua elemen masyarakat saling hormati kebebasan beragama. *SBY*," tulis Presiden di akun pribadinya pada Senin,  (2/6).

BACA JUGA: Prabowo Bingung, Orang Indonesia Nrimo atau Bloon

Presiden meminta seluruh umat beragama untuk saling berlomba berbuat kebaikan bukan sebaliknya. Semua agama, kata dia, harus dihormati.

"Agama jadi hak asasi individu yang wajib dihormati. Tidak boleh merasa bahwa agama kita lebih unggul dibanding agama lain," sambung Presiden.

BACA JUGA: Cara Pandang Prabowo soal Perempuan Mirip Orde Baru

Seperti diketahui, penyerangan terhadap kegiatan keagamaan itu terjadi di rumah Julius Felicianus (54) di Perumahan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Keluarga Pahlawan Negara (STIE YKPN) Dusun Tanjungsari, Desa Sukoharjo, Kecamatan Ngaglik. Julius adalah Direktur Galang Press, penerbit buku di Yogyakarta.

Menurut Hendricus Subandono, 22, putra Julius, penyerangan terjadi sekitar pukul 20.30. Para penyerang yang mengendarai sepeda motor berhenti di dekat rumah Julius dan berteriak-teriak.

BACA JUGA: 2015, Seluruh PNS dan TNI/Polri Wajib Ikut BPJS Ketenagakerjaan

Saat bertemu peserta doa bersama yang kebanyakan kaum ibu dan anak-anak, mereka langsung menyerang dengan potongan besi dan alat setrum. Mereka juga melempari rumah Julius dengan batu sehingga kaca-kaca rumah pecah dan taman di depan rumah rusak parah.

Sekitar pukul 21.15, Julius tiba di rumahnya bersama beberapa teman. Tak lama kemudian Julius diserang dengan potongan besi oleh orang-orang yang sama. Selain Julius, sedikitnya dua peserta doa bersama juga terluka.

Wartawan Kompas TV, Michael Aryawan, yang sedang meliput kejadian itu, juga diserang. Kamera milik Michael dirampas para penyerang. Pada Jumat siang, Michael dan perwakilan Kompas TV DIY melaporkan penganiayaan dan perampasan kamera ke Kepolisian Daerah (Polda) DIY.

Polisi sudah menangkap satu orang berinisial Kh yang diduga terlibat penyerangan. Kh ditangkap di rumahnya yang tak jauh dari lokasi kejadian. (flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Akil Beli Tanah Puluhan Juta Lalu Dijual Miliaran


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler