Presiden Korsel Siap Habis-Habisan demi Bujuk Korut, tetapi Kim Jong Un Sepertinya Tak Tertarik

Senin, 11 Januari 2021 – 17:53 WIB
Pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong-un bertemu Presiden Moon Jae-in di Korea Selatan. Foto: Reuters

jpnn.com, SEOUL - Presiden Korsel Moon Jae-in pada mengatakan bahwa dia tetap berkomitmen untuk menjalin hubungan yang lebih baik dengan Korut. Dia pun bersiap untuk melakukan upaya terakhir demi menghasilkan terobosan dalam pembicaraan dengan negara tetangga tersebut.

Moon menyebutkan bahwa kerja sama dalam penanganan berbagai masalah, seperti langkah tanggapan anti epidemi, dapat membantu mengarah pada terobosan dalam pembicaraan dengan Korea Utara yang macet di tahun-tahun terakhir masa jabatannya.

BACA JUGA: Iran Kembali Berulah, Giliran Korsel Dibuat Marah

"Kami akan memperkuat aliansi dengan Amerika Serikat yang sejalan dengan pelantikan pemerintahan Biden, sambil melakukan upaya terakhir untuk terobosan besar dalam pembicaraan yang buntu Korea Utara-AS dan antar-Korea," kata Moon, Senin (11/1).

Seoul akan melakukan upaya untuk memulai pembicaraan antara Amerika Serikat dan Korea Utara ketika Presiden AS terpilih Joe Biden bersiap untuk menjabat, kata Moon dalam pidato tahunannya untuk menyambut Tahun Baru.

BACA JUGA: Bimbel Asal Korsel Ini Terapkan Latihan Berpikir Kritis Matematika Selama Pandemi Covid-19

"Dialog dan kemakmuran bersama merupakan pendorong utama proses perdamaian di Semenanjung Korea. Keinginan kami untuk bertemu kapan saja, di mana saja, dan keinginan untuk berbicara ... tetap tidak berubah," katanya.

Moon, yang masa jabatannya sebagai Presiden Korsel berakhir pada 2022, telah menjadikan hubungan dengan Korea Utara sebagai salah satu tujuan khas masa pemerintahannya, dan dia mengatakan akan bekerja sama erat dengan pemerintahan Biden.

BACA JUGA: Murka kepada Menlu Korsel, Adik Kim Jong Un: Dia Harus Membayar Mahal

Pembicaraan yang bertujuan untuk meningkatkan hubungan dengan Amerika Serikat dan Korea Selatan terhenti dengan Pyongyang menuduh Seoul dan Washington mempertahankan kebijakan-kebijakan yang bersifat konfrontatif.

Selama akhir pekan Kim Jong Un mengecam Korea Selatan karena menawarkan kerja sama terkait urusan-urusan yang disebutnya tidak penting, seperti penanganan wabah virus corona, bantuan kemanusiaan, dan pariwisata.

Kim mengatakan hubungan antar-Korea dapat dipulihkan jika Korsel mengubah sikapnya dan menghentikan tindakan seperti membeli senjata baru dan melakukan latihan militer dengan Amerika Serikat.

Akan tetapi, pada Oktober, Kim mengatakan bahwa dia berharap kedua Korea dapat berdamai setelah pandemi berakhir. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler