jpnn.com, PARIS - Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan komunikasinya tidak lagi berjalan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Macron mengaku hal itu terjadi setelah Rusia dilaporkan melakukan pembantaian massal di Bucha, Ukraina.
BACA JUGA: Dinas Keamanan Ukraina Memukuli Sekutu Putin
"Sejak pembantaian yang kami temukan di Bucha dan kota-kota lain, perang telah berbeda. Jadi, saya tidak berbicara dengannya (Putin, red) lagi sejak itu," kata Emmanuel Macron, dikutip dari Reuters, Senin (18/4).
Pemerintah Rusia menyangkal tuduhan tersebut dan mengatakan isu itu sebagai pemalsuan yang bertujuan untuk merendahkan tentara Rusia.
BACA JUGA: Orang Dekat Putin Sebut Nuklir Rusia Sudah Siap, NATO Jangan Nekat
Macron mengaku tidak ingin mengikuti langkah para pemimpin negara-negara Eropa lainnya yang mengunjungi Ibu Kota Ukraina, Kyiv untuk menunjukkan dukungan.
Sebab, menurut dia, memperlihatkan dukungan kepada salah satu pihak dalam konflik ini tidak perlu dilakukan.
BACA JUGA: Tentara Rusia Mulai Bertindak Tanpa Nalar, Inggris Janjikan Respons Keras
"Saya akan kembali ke Kyiv tetapi saya akan ke sana dengan membawa sesuatu yang berguna karena jelas. Saya tidak perlu pergi ke sana untuk menunjukkan dukungan," ujar Macron. (mcr9/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Vladimir Putin Mengamuk, 150 Agen Rahasia Rusia jadi Korban
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Dea Hardianingsih