SANAA - Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh, secara mengejutkan, muncul di depan publikTelevisi pemerintah memberitakan, Saleh yang sejak tiga bulan lalu dirawat di Arab Saudi akibat upaya pembunuhan di rumahnya, pulang ke Sanaa.
Dia terbang dari Arab Saudi dan tiba di bandara ibu kota Yaman, sekitar pukul 05.00 waktu setempat
BACA JUGA: Kecam AS, Ahmadinejad Diboikot
Presiden 69 tahun, yang menghadapi demonstrasi anti pemerintah sejak Januari lalu itu dirawat di rumah sakit Riyadh sejak 4 Juni, sehari setelah mengalami cedera serius akibat ledakan bom di halaman rumahnya.Belum jelas apakah kepulangannya untuk mengabulkan sejumlah tuntutan demonstran agar dirinya mundur atau menegaskan kembali kekuasaannya di tengah bangsanya yang mulai terpecah.
Namun, beberapa kalangan yakin, kepulangan Saleh justru akan memperpanas perang sipil yang tengah terjadi
BACA JUGA: Paus pun Kritik Larangan Bercadar
Tapi biarlah dia pulangKepulangan Saleh terjadi di saat pasukannya tengah memerangi sempalan militer yang membelot dan memilih loyal kepada Ali Mohsen al-Ahmar, sepekan terakhir
BACA JUGA: Dukung Kemerdekaan, Palestina Bangga dengan Indonesia
Lebih dari 100 orang tewas dalam kekerasan yang terjadi Minggu (18/9).Kedua kubu mendapatkan dukungan dari dua suku yang bermusuhanSaksi mengatakan pertempuran kemarin (23/9) berlangsung sengit di Distrik Al Hasaba, meski kontak senjata juga dilaporkan berlangsung di wilayah sekitarnya.
Kamis (22/9), Al-Hasaba menjadi panggung berdarah akibat pertempuran antara kelompok bersenjata loyalis pemberontak dan pemimpin suku Sheikh Sadiq al-Ahmar, dengan pengikut Saghir bin AzizSheikh Sadiq satu suku dengan Jenderal AhmarSementara Saghir bin Aziz adalah pendukung Presiden Saleh
Setelah sempat mereda pada malam hari, pertempuran berlanjut dinihari kemarin (23/9)Saksi mengatakan, pemboman dan tembakan senjata mesin terjadi di Al HasabaSumber mengatakan pasukan Saleh membombardir Distrik Al Hasaba dengan mortir
Sumber dari suku Ahmar menyatakan, empat orang tewas di Al HasabaSementara paramedis melaporkan dua orang tewas saat sebuah bom menghantan Lapangan Perubahan atau Chancge Square, pusat demonstrasi anti Saleh di Sanaa.
Akibat pertempuran tersebut, seperti dilansir Agence France-Presse, korban tewas sejak meningkatnya konflik bersenjata di Sanaa, Minggu (18/9) menjadi 101 orangData tersebut didapat dari perhitungan paramedis dan sumber suku berseteru
Sebagian besar pertempuran terjadi di pusat Kota SanaaMereka adalah Pasukan Garda Republik pimpinan putra Presiden Saleh, Ahmed melawan pemberontak loyalis Jenderal Ahmar.
Pasukan Jenderal Ahmar ingin melindungi demonstran antipemerintah yang berkemah di Lapangan Perubahan, Sanaa, sejak Februari laluMereka menyatakan akan terus bertahan hingga presiden yang telah berkuasa 33 tahun tersebut lengser.
Sejumlah kalangan khawatir jika kekerasan meningkat, Yaman akan terjebak dalam perang sipilDi selatan Yaman, sejumlah militan Islam yang mempunyai hubungan dengan Al Qaidah sudah mengambil keuntungan dari kondisi tersebut(cak/ami)
BACA ARTIKEL LAINNYA... AS Teror Negara Pendukung Palestina
Redaktur : Tim Redaksi