Presiden Sri Langka Mengundurkan Diri, Siapa Penggantinya?

Jumat, 15 Juli 2022 – 19:32 WIB
Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa mengundurkan diri. Foto: AP/Eranga Jayawardena

jpnn.com, SRI LANKA - Presiden Sri Langka Gotabaya Rajapaksa mengundurkan diri setelah meninggalkan negaranya akibat terjadi demonstrasi besar-besaran.

Dengan demikian, parlemen Sri Langka bersiap memilih presiden baru pada 20 Juli 2022.

BACA JUGA: Presiden Gotabaya Tepati Janjinya, Rakyat Sri Lanka Langsung Berpesta

Hal itu perlu dilakukan untuk memperbaiki politik Sri Langka yang hancur akibat kekurangan bahan bakar yang melumpuhkan harga bahan pokok.

Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe akan menjadi presiden sementara meskipun pengunjuk rasa juga tidak menghendakinya menduduki posisi tersebut.

BACA JUGA: 3 Pencuri Dibekuk Polisi, Korbannya Bukan Orang Sembarangan

Kediaman pribadi Wickremesinghe dibakar oleh demonstran akhir pekan lalu dan kantornya diserbu pada pekan ini.

Namun, partai yang berkuasa di Sri Lanka Podujana Peramuna menominasikan Wickremesinghe untuk mengambil jabatan presiden sementara.

BACA JUGA: Jangan Coba-Coba Pasang WhatsApp Palsu, Bahaya!

"Kami sangat senang hari ini dia (Rajapaksa, red) mengundurkan diri dan kami merasa bahwa ketika kami, orang-orang, berkumpul, kami dapat melakukan segalanya," kata salah satu pedemo Arunananda (34), dikutip dari Reuters, Jumat (15/7).

Asosiasi Pengacara Sri Lanka meminta parlemen memastikan pemilihan pengganti Rajapaksa diadakan tanpa penundaan.

"Anggota Parlemen harus melakukan segala daya mereka untuk mencegah Sri Lanka jatuh ke dalam kekacauan lebih lanjut dan untuk memulihkan stabilitas sosial, politik, dan ekonomi," bunyi pernyataan Asosiasi Pengacara Sri Langka.

Setelah dilantik oleh ketua hakim, Wickremesinghe menegaskan dia akan mengikuti proses konstitusional dan menegakkan hukum dan ketertiban di negara Asia Selatan.

Dia juga berjanji untuk memulai langkah-langkah meningkatkan kekuasaan parlemen dan mengurangi kekuasaan presiden, seperti yang dituntut para pengunjuk rasa.

"Perubahan ini dapat diselesaikan oleh presiden baru begitu dia terpilih oleh parlemen minggu depan," ujar Wickremesinghe.

Sri Langka mengalami inflasi utama hingga 54,6 persen bulan lalu dan bank sentral telah memperingatkan bahwa angka itu bisa naik menjadi 70 persen dalam beberapa bulan mendatang.

Hal itu menyebabkan pemerintah menutup sekolah dan memberlakukan kerja dari rumah bagi pekerja kantoran untuk menghemat bahan bakar.

Negara berpenduduk 22 juta orang itu hampir kehabisan dolar untuk impor dan telah gagal membayar pinjaman luar negeri. (mcr9/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sudah Beristri 2, CI Pacari Janda dan Sikat Bocah, Sontoloyo


Redaktur : M. Rasyid Ridha
Reporter : Dea Hardianingsih

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler