Seorang pria Australia keturunan Vietnam, Chau Van Kham, telah dibebaskan dari penjara di Vietnam dan sekarang sudah bersama dengan keluarganya di Sydney.
Chau, seorang tukang roti di Sydney ditahan di Vietnam pada bulan Januari 2019 dan dipenjara selama 12 tahun dengan tuduhan terorisme.
BACA JUGA: Masyarakat Indonesia Galang Dana Bagi Pemegang WHV Korban Kecelakaan di Australia
Istri Chau, Trang, mengatakan keluarganya terakhir bertemu dengan Chau sekitar empat tahun tujuh bulan yang lalu.
Trang mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Australia yang mengupayakan pembebasan suaminya.
BACA JUGA: Semakin Banyak Remaja di Australia yang Bekerja untuk Menambah Pendapatan Keluarga
"Saya sangat senang hari ini. Suami saya pulang kembali, dia senang dan dalam kondisi sehat," katanya.
Chau yang berusia 74 tahun ditahan dengan tuduhan mengancam keamanan nasional Vietnam.
BACA JUGA: Dunia Hari Ini: Setidaknya 300 Imigran Hilang Saat Menuju ke Spanyol
Dia adalah anggota sebuah kelompok bernama Viet Tan, kelompok yang melakukan advokasi demokrasi di Vietnam, namun dianggap sebagai organisasi teroris oleh pemerintah di sana.
Perdana Menteri Australia Sementara Richard Marles menyambut baik pembebasan Chau tadi malam dan berterima kasih kepada pemerintah Vietnam.
"Ini dilakukan atas dasar pertimbangan kemanusiaan dan juga semangat persaudaraan yang ada antara Australia dan Vietnam," kata Marles.
"Ini adalah hasil dari advokasi yang berhati-hati oleh pemerintah Australia dengan pemerintah Vietnam yang dilakukan selama berbulan-bulan termasuk kunjungan PM Albanese ke Vietnam bulan Juni lalu."'Seperti hukuman mati'
Chau pertama kali ditahan pada tahun 2019 setelah bertemu dengan aktivis pro-demokrasi dan pihak berwenang mengatakan dirinya memasuki Vietnam lewat Kamboja menggunakan dokumen palsu.
Beberapa bulan kemudian, dia dijatuhi hukuman 12 tahun penjara karena memegang posisi senior di Viet Tan cabang NSW dan "mendanai terorisme".
Sidangnya hanya berlangsung kurang dari lima jam dan keluarganya mengecam jalannya persidangan.
Pengacara keluarga Chau Dan Nguyen mengatakan harus melalui perjuangan yang panjang untuk bisa membebaskannya.
"Dua belas tahun hampir sama seperti hukuman mati bagi orang seusia dia tetapi kami sangat senang dia pulang dan kami sangat senang dia pulang sebagai orang yang bebas," katanya kepada ABC.
Dia mengatakan keluarga Chau sangat lega atas kepulangannya.
"Rasa senang mereka tidak bisa digambarkan dengan kata-kata . Tetapi saya juga senang karena sudah bisa membantu membawanya pulang dan kami mengucapkan terima kasih besar kepada pemerintah Australia atas usaha pembebasannya," kata Nguyen.
Direktur Asia Human Rights Watch Elaine Pearson mengatakan Chau menghabiskan waktu "terlalu lama" di penjara di mana dia mengalami masa berpisah yang begitu lama dengan keluarga dan petugas konsuler karena pembatasan pandemi.
"Kami bersyukur bagi keluarga Chau Van Kham dan mengakui keberhasilan pemerintah Australia di tingkat pejabat paling senior dalam mengusahakan pembebasannya," kata Pearson.
Viet Tan partai politik oposisi di mana Chau bergabung beroperasi secara terbuka dan sah di banyak negara termasuk di Australia, kata Pearson, dan menambahkan bahwa saat ini ada lebih dari 150 tahanan politik di Vietnam yang ditahan karena "menyampaikan kebebasan berekspresi dengan cara damai".
"Negara dengan sistem satu partai tidak memberikan toleransi kepada siapa saja untuk menyampaikan narasi yang berbeda dengan pemerintah dan pemerintah Australia harus terus menyerukan kepada pihak berwenang Vietnam untuk membebaskan seluruh tahanan politik," kata Pearson.
Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News
BACA ARTIKEL LAINNYA... Koral Beberkan Sejumlah Kerugian Indonesia atas Konsesi kepada Vietnam