jpnn.com, BATAM - Rofandi, warga blok D nomor 57A, perumahan Griya Permata Batuaji, Sagulung, Batam, Kepri, ditemukan tewas bersimbah darah di kamar belakang rumahnya, Minggu (7/5) malam.
Sopir mobil tanki PT ATB itu terluka seperti digorok. Diduga kuat pria kelahiran tahun 1982 itu tewas dibunuh.
BACA JUGA: Batam Diprediksi Alami Krisis Air Bersih pada 2020
Kematian tragis Rofandi ini pertama kali diketahui Ilhan dan Eko, ekan kerja Rofandi yang hendak menjenguk Rofandi.
"Dia sakit sudah tiga hari di RSUD, semalam baru keluar, makanya kami mau jenguk dia," ujar Ilham kepada Batam Pos (Jawa Pos Group) di lokasi kejadian, tadi malam.
BACA JUGA: Pembangunan KRB Sekelas Botanic Garden Singapura Kembali Dilanjutkan
Saat berada di depan rumah kontrakan Rofandi, Ilham dan Eko mencoba memanggil Rofandi namun tak disahut. "Saya coba hubungi nomornya, aktif tapi tak diangkat," ujar Eko.
Karena tak ada respon, Eko dan Ilham lantas mengintip dari jendela dan hanya melihat ponsel Rofandi yang bergetar dan menyalah karena panggilan masuk di ruang tengah.
BACA JUGA: INSA Desak BP Segera Rampungkan Revisi Tarif Pelabuhan
"Kami coba masuk tapi pintu kunci, makanya kami dobrak pintu untuk tengok ke dalam," cerita Eko.
Betapa kaget Eko dan Ilham saat melihat sabahat mereka sudah tergelat bersimbah darah di kemar belakang rumah. "Kamar rumah posisi terbuka, saat masuk langsung lihat. Berdarah dia tergeletak di lantai," ujar Ilham.
Melihat itu, Eko dan Ilham langsung melapor ke perangkat RT setempat. Oleh perangkat RT temuan mayat itu dilaporkan ke Polsek Sagulung.
"Belum sempat jenguk, malah begini jadinya," ujar Eko.
Saat polisi melakukan olah TKP jenazah korban ditemukan tergelak di lantai kamar belakang. Leher korban robek akibat sabetan benda tajam dan sekujur tubuhnya bersimbah darah.
Lantai di dalam kamar juga penuh dengan percikan darah dan di samping jenazah korban ditemukan sebilah celurit yang juga berlumuran tertutup selimut. Korban saat ditemukan mengenakan celana bola warna merah dan merah dengan posisi telentang.
Dari hasil olah TKP polisi juga mendapati jika pintu belakang rumah kediaman korban dalam kondisi tak terkunci.
Menurut Eko dan Ilham, selama ini Rofandi dikenal sebagai sahabat yang baik. Meskipun sering sakit-sakitan, Rofandi tergolong tipe pekerja keras. Di Batam memang tinggal seorang diri di rumah kontrakan tersebut.
"Dia asli Kendal (Jawa Tengah), katanya sudah cerai sama istrinya," ujar Eko.
Eko dan Ilham juga menuturkan jika Rofandi selama ini dikenal pria yang baik dan tak memiliki musuh atau persoalan dengan orang lain.
"Tak ada masalah setahu kami. Nggak tahu kalau di luar dia punya masalah atau musuh. Dia biasa-biasa saja selama ini," ujar Eko.
Ketua RT02/RW09, kelurahan Seilangkai, Joko Susilo, juga menuturkan hal yang sama. Selama ini korban memang tinggal sendiri di rumah tersebut. "Dia ngontrak sudah setahun ini. Dia sendiri. Itu rumah supervisornya kalau nggak salah," ujar Joko.
Mengenai keseharian korban, Joko tidak bisa memastikan sebab korban memang jarang di rumah karena selalu sibuk kerja. "Paling pulang malam ya tidur, jadi kurang tahu persis kesehariannya seperti apa. Rumahnya juga jarang ada tamu," ujar Joko.
Meskipun hasil olah TKP dan barang bukti yang ditemukan menunjukan korban pembunuhan, Kapolsek Sagulung AKP Hendrianto di lokasi kejadian belum bisa memastikan bahwa kematian korban akibat pembunuhan.
"Itu masih kami dalami. Memang ada luka sabetan benda tajam di leher tapi informasi lain yang kami dapat kalau korban ini baru keluar rumah sakit juga karena sakit asma. Jadi memang belum bisa kami simpulkan apapun. Kami akan dalami lagi melalui visum, otopsi dan penyelidikan lebih lanjut," ujar Hendrianto.
Barang bukti yang diamankan untuk melakukan penyelidikan diantaranya sprei kasur korban yang berdarah, selimut, ponsel, obat-obatan yang ditemui di dalam kamar serta sebilah celurit. (eja/rng)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Wujudkan Batam jadi Kota Modern, KemenPUPR akan Bangun Jalan Tol
Redaktur & Reporter : Budi