Prihatin, Karya Raja Ali Haji Dicetak Orang Malaysia

Rabu, 18 Desember 2013 – 11:47 WIB

jpnn.com - BATAM-- Menyemarakkan hari jadi Kota Batam ke 184 yang jatuh pada 18 Desember 2013. Berbagai acara digelar Pemko mulai dari Kenduri Seni Melayu hingga seminar sehari suntuk tentang peranan Raja Ali Haji memartabatkan bahasa Melayu sebagai bahasa Indonesia. Puncaknya Pemko Batam akan menggelar anugrah Batam Madani.

Seminar tersebut menurut Walikota Batam Ahmad Dahlan bekerjasama dengan Yayasan Karyawan Malaysia, sebuah lembaga manuskrip kuno di Malaysia yang telah mencetak buku tentang perjalanan Raja Ali Haji ke dalam tiga buku terbuat dari kertas kulit yang tahan hingga 100 tahun.

BACA JUGA: Jalan Putus, 10 Desa Terisolasi

"Tentu kita prihatin saja, kenapa sejarah Raja Ali Haji yang lahir di Penyengat lalu berkarya di Penyengat dan meninggal juga di Penyengat tetapi karyanya dicetak di negara lain. Namun kita tetap bangga artinya peran Raja Ali Haji terhadap beradaban manusia utamanya dalam bidang kesusasteraan dan nilai-nilai agama akan dibaca oleh seluruh dunia," kata Dahlan seraya menyebut kondisi ini menjadi cambuk pemicu warga Melayu Kepri untuk senantiasa peduli pada khazanah budaya bahkan membukukannya.

Untuk menutupi rasa kecewa itu, Dahlan telah menginstruksikan seluruh SKPD para guru sejarah, guru bahasa Indonesia untuk mengikuti seminar yang bermanfaat tersebut.

BACA JUGA: Angka Kejahatan di Mataram Masih Tinggi

"Seluruh peserta yang hadir dalam seminar bedah buku hari ini (kemarin) berasal dari Kepala Perpus, guru bahasa Indonesia, guru sejarah supaya tahu dan bisa menurunkan ilmunya ke anak didiknya di sekolah-sekolah," ujar Dahlan.

Terbitnya buku Raja Ali Haji itu lanjut Dahlan tidak lepas campur tangan mantan sekretaris negara Malaysia yang dengan gigih memperjuangkan anggaran ke pemerintahnya untuk mencetak menerbitkan buku tersebut.

BACA JUGA: Tak Betah di Daerah Hasil Pemekaran, PNS Minta Kembali ke Induk

"Jujur kenapa mereka menerbitkan buku ini? Karena selama ini persepsi orang tentang Raja Ali Haji itu cuma dari omongan saja tetapi kita tidak tau sejarahnya. Bahasa Melayu ini merupakan bahasa perdagangan yang dipakai di beberapa negara," katanya.

Sementara itu Yusfa Hendri, Ketua Panitia bedah buku sekaligus seminar sehari tesebut menyebutkan buku itu dibuat secara eksklusif menggunakan bahan berkualitas yang tahan hingga 100 tahun. Harga satu buku dijual Rp 300 ribuan per eksemplar.

Buku Raja Ali Haji ini sebut Yusfa berisi tentang berbagai kajian bahasa hingga Gurindam 12 karya agung Raja Riau-Lingga kebanggaan Kepri.
 
"Buku ini sarat dengan pesan moral bagi manusia. Seperti petuah bagaimana kita hormat kepada orang tua, bagaimana kewajiban orang tua memelihara anak. Salah satu contohnya kepada anak jangan lalai supaya bisa dibawa ketengah balai artinya orang tua punya tanggungjawab kepada anaknya supaya anaknya bisa jadi orang terhormat," pungkas Yusfa. (thr)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Fortuner Lamban, Dahlan Numpang Mobil Patroli


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler