jpnn.com - JAKARTA - Kemeriahan Pekan Rakyat Jakarta (PRJ) yang digelar selama enam hari di Monumen Nasional (Monas) ternyata menyisakan masalah. Event yang selalu dipenuhi warga Jakarta dan sekitarnya itu "memproduksi" 48 ton sampah.
"Sampah-sampah itu kebanyakan berasal dari pedagang kaki lima (PKL) yang memaksa masuk untuk berjualan di area Monas," kata Kepala Dinas Kebersihan DKI Saptastri Ediningtyas di Jakarta, Selasa (17/6).
BACA JUGA: Usut Korupsi Bus Gandeng, Petinggi Perusahaan Digarap
Menurut perempuan yang akrab disapa Tyas itu, selama pelaksanaan kegiatan tersebut, Dinas Kebersihan DKI tidak mengerahkan petugas kebersihan. Alasannya, petugas kebersihan sudah disediakan oleh pihak panitia. Yaitu Unit Pengelola (UP) Monas. "Tugas kami lakukan (Dinas Kebersihan) hanya mengangkut sampah yang sudah dikumpulkan," ujar Tyas.
Sementara itu, Kepala Seksi Humas Dinas Kebersihan DKI Yogi Ikwan merinci, dalam setiap harinya sampah yang dihasilkan sebanyak 8 ton. Menurutnya, jumlah itu naik dua kali lipat jika dibandingkan dengan hari biasa..
BACA JUGA: Curigai Bus Transjakarta Tidak Layak Jalan
Kata dia, gunungan sampah paling banyak diproduksi oleh para pedagang yang tidak terdaftar dalam kegiatan PRJ Monas. "Sampah dari pengunjung dan pedagang yang sudah terdaftar tidak sebanyak itu," tutur Yogi.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan sampah-sampah yang telah dikumpulkan, kemudian diangkut dengan menggunakan truk sampah dan dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi. (ant/tp/mas)
BACA JUGA: Pengusaha DKI Pro Jokowi-JK
BACA ARTIKEL LAINNYA... KPAI Dorong LPSK Lindungi Korban JIS
Redaktur : Tim Redaksi