JPNN.com

Prodi Hubungan Internasional President University Paling Diminati, Ini Keunggulannya

Rabu, 29 Januari 2025 – 19:44 WIB
Prodi Hubungan Internasional President University Paling Diminati, Ini Keunggulannya - JPNN.com
Prodi Hubungan Internasional President University paling diminati calon mahasiswa karena lulusannya enggak pakai nganggur. Foto dok. President University

jpnn.com, JAKARTA - Program studi (prodi) Hubungan Inernasional atau International Relations Study Program (IRSP) President University paling diminati calon mahasiswa.

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Pendidikan President University Dr. Mohammad Syafi'i Anwar mengemukakan meskipun kampus swasta, tetapi relatif dari segi prestasi akademik, tridharma dosen, dan juga non-akademik mahasiswa IRSP kerap masuk daftar teratas di antara hampir tujuh lebih program studi hubungan internasional di Indonesia.

BACA JUGA: President University Sukses Cetak Tenaga Profesional di Bidang Teknik Mesin, Ini Faktanya

"Animo ini juga tak lepas dari keunggulan Presiden University sendiri, yang kalau diringkas adalah IMPACT (I: International, M: Medium of Instruction is English, P: Portfolio building, A: Absolute worth of money, C: Culture, T: Three Years of study," kata Syafi'i, di Jakarta, Rabu (29/1).

Menurutnya, dengan bekal IMPACT tersebut dan ditunjang metode ajar yang adaptif mengikuti tren perkembangan zaman membuat prodi hubungan inernasional President University ini digandrungi masyarakat.

BACA JUGA: Ajinomoto Gandeng Binus University Kampanyekan Bijak Garam  

Terlebih lagi, tenaga pengajar di prodi ini mayoritas merupakan tokoh terkemuka di bidangnya,, seperti mantan menteri dan konsulat, pengusaha hingga dosen dari luar negeri atau paling tidak dosen yang merupakan lulusan dari kampus  luar negeri.

"Kami merancang metode perkuliahan seluruhnya menggunakan bahasa inggris dengan kurikulum 3 tahun lulus. Hal ini untuk mengakomodasi pengalaman belajar yang efisien melalui pembelajaran teoritis selama dua tahun di kelas dan 1 tahun sebelum lulus praktik langsung di lapangan (magang). Selain itu, para dosen merupakan tokoh terkemuka di bidangnya, sehingga bisa menambah background keilmuan mahasiswa dengan berbagai macam skill.

BACA JUGA: Presiden University Meluncurkan Fakultas Art, Design & Architecture 

Muhammad Sigit Andhi Rahman, Ph.D., dosen dan Guru Besar Hubungan Internasional President University menambahkan, prodi hubungan internaisonal ini lulusannya memiliki kemampuan bahasa Inggris, Jepang, Mandarin, dan Perancis

Jadi, ujarnya kampus di Indonesia yang benar-benar punya kelas internasional untuk jurusan hubungan internasional itu hanya sedikit, mungkin kurang dari 10 saja.

"Dan, program studi hubungan internasional President University bisa dikatakan selevel dengan kampus-kampus tersebut, tetapi dengan biaya yang lebih hemat, kurang dari separuhnya," jelas Sigit.

Istimewanya, lanjut Sigit, bila di tempat lain umumnya perlu empat tahun untuk menyelesaikan program studi, di President University, para mahasiswa bisa selesaikan programnya studinya dalam tiga tahun saja.

Sehingga mereka punya kesempatan lebih awal dibandingkan generasinya untuk bisa bersaing, berkompetisi di profesi-profesi yang terkait di situ.

Selain itu, berdasarkan hasil tracer study terakhir waktu tunggu untuk mahasiswa kami berkarier atau mendapatkan pekerjaan itu relatif pendek, kurang dari enam bulan.

Dari data lulusan 2024, hampir mayoritas hanya butuh waktu 0-6 bulan dengan 80 persen di antaranya sudah bekerja sebelum mereka lulus.

Mereka hanya tinggal menyelesaikan tugas akhir, tetapi sudah semacam di-booking.

"Jadi, mereka tinggal menunggu ijazah saja untuk menaikkan posisi dari magang menjadi permanent staff," ujar Sigit.

Mengenai tempat bekerja para lulusan hubungan internasional Presiden University, terangnya, bisa dilihat dari 4 sektor.

Pertama, di sektor publik di antaranya Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan, biro-biro atau unit-unit yang terkait kerja sama internasional yang dibentuk kementerian, menjadi politikus.

Kedua, di sektor multilateral, seperti PBB dengan agensi-agensinya, UNICEF, sekretariat ASEAN dan di berbagai organisasi internasional lainnya.

Selanjutnya yang ketiga ialah di sektor non-governmental, seperti lembaga swadaya masyarakat, NGO, atau yayasan non-profit di antaranya konservasi lingkungan, sustainability, bidang social entrepreneur dan sebagainyaa.

"Keempat, sektor privat atau swasta. Banyak mahasiswa kami menjadi bagian external government atau international relations perusahaan multinasional dan nasional termasuk perusahaan tenant kawasan industri Jababeka di Cikarang yang berasal dari 32 negara," pungkas Sigit. (esy/jpnn)


Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler